Bagaimana cara menentukan harga jual produk? Hal itu selalu terlintas bagi para pemula yang baru memulai bisnis.
Melihat harga kompetitor tentunya menjadi pertimbangan terbesar. Sebab harga yang bersaing, adalah cara terbaik untuk ‘mengalahkan’ kompetitor. Namun apakah harga tersebut sudah bisa memberikan bisnismu keuntungan?
Kembali lagi, tujuan berbisnis adalah mendapatkan profit. Jika tidak, kamu perlu melakukan strategi lain yang lebih masuk akal.
Jika melihat harga jual produk di marketplace, hal tersebut tentu tidak bisa dijadikan perbandingan. Sebab harga termurah, biasanya yang akan menjadi pemenang disana. Behaviour dari orang Indonesia memang tentu menjadi faktor yang tidak bisa dikesampingkan.
Lantas bagaimana sebuah produk murah bisa mendapatkan keuntungan? Mereka bermain kuantitas.
Tidak apa mengambil untung sedikit, asalkan kuantitas produk yang terjual bisa menutupi hal tersebut. Lihat saja, berapa harga kaos di marketplace dan bandingkan dengan penjual di marketplace.
Lantas, bagaimana cara menentukan harga jual produk untuk bisnismu? Mungkin, 10 strategi di bawah ini bisa menjadi referensi yang bagus untukmu seperti dikutip dari Shopify.
Harga Ritel
Cara termudah untuk menghitung harga jual produk adalah dengan menaikkan dua kali lipat dari ongkos beli.
Harga tersebut biasanya sudah ‘aman’ dalam artian mencakup dengan biaya modal lainnya pada saat pembuatan produk. Namun, ada baiknya kamu menggunakan rumusan harga ritel di bawah ini.
Harga Ritel = x 100
Sebagai contoh, kamu ingin menghitung harga produk kaos dengan modal 10 dollar. Persentase markup yang akan diberikan adalah 50%, maka perhitungannya bisa dilakukan seperti:
Harga Ritel = x 100
Harga Ritel = 16 dollar (230 ribu rupiah)
Jadi, harga jualnya adalah 230 ribu rupiah apabila dibuat dalam kurs rupiah.
Jika cara ini dirasa kurang membantu, kamu bisa menggunakan cara lainnya ya.
Keystone Pricing
Cara menghitung harga jual produk selanjutnya adalah dengan Keystone Pricing.
Metode ini mengacu kepada cara-cara para retailer atau toko-toko ternama di dunia yang melipatgandakan harga dari harga jualnya. Sebagai contoh, kamu beli baju 50 ribu rupiah dan bisa dijual lagi dengan harga 100 ribu rupiah.
Tidak semua jenis produk bisa berfungsi dengan cara ini. Namun, produk fashion paling direkomendasikan menggunakan metode ini sebab barang yang dijual bukanlah barang cepat expired.
Ada baiknya menggunakan cara ini ketika bisnismu sudah dikenal. Naikkan harganya secara perlahan agar produk yang kamu jual terlihat ‘mahal’ di mata pembeli.
Manufacturer Suggested Retail Price (MSRP)
Seperti namanya, tentu saja cara menentukan harga jual produk ini hanya cocok digunakan oleh produk manufaktur. Bisa ambil contoh seperti alat transportasi, motor, mobil dan lainnya.
MSRP adalah aturan harga eceran yang disarankan oleh pabrik ketika barang sudah sampai ke tangan mereka.
Sebagai contoh, pabrik menyarankan harga motor A adalah 13 juta rupiah. Maka, sang penjual direkomendasikan untuk menjual di harga serupa tanpa perlu melakukan perhitungan lagi.
Di satu sisi, ini memudahkan penjual dalam memberikan harga barang namun di sisi lain, mereka tidak bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Baca Juga: Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum Menetapkan Harga Jual Produk
Multiple Pricing
Cara yang keempat adalah multiple pricing dimana barang yang dijual menggunakan harga bundling.
Harga bundling itu sendiri maksudnya adalah beberapa barang dijual dalam satu harga. Sebagai contoh, membeli satu baju dan satu celana dihargai menjadi 250 ribu rupiah.
Biasanya, harga bundling akan jauh lebih murah dibandingkan membeli satuan. Strategi pemberian harga produk ini juga terbilang ampuh dan berhasil memberikan efek pembelian lebih besar.
Multiple pricing ini memang sedikit menurunkan profit karena beberapa barang dijual menjadi satu harga. Akan tetapi, jika kuantitas barang yang terjual banyak, maka hal tersebut dapat menutupi kekurangan profit tersebut.
Discount Pricing
Semua orang suka potongan harga, baik itu bentuknya diskon, give away, cashback ataupun lainnya. Itulah mengapa, memberikan discount pricing termasuk ke dalam cara menentukan harga.
Terlebih lagi saat ini sedang pandemi, semua orang pasti mencari barang keinginannya yang lebih murah.
Selain untuk menjual barang lebih cepat, strategi ini juga memudahkan kamu untuk menjual barang yang telah lama berada di gudang. Dengan begitu, kamu bisa menghindari kerugian karena barang tidak terjual dan rusak di gudang.
Namun pastikan cara ini digunakan secara elegan hanya pada saat tertentu sehingga pelanggan tidak mengira barang yang kamu jual itu barang diskonan.
Psychological Pricing
Ini adalah metode dimana penetapan harga jual produk didasarkan atas sisi psikologis pembeli. Hal ini yang dilakukan oleh brand-brand besar salah satu contohnya adalah Starbucks.
Salah satu psychological pricing yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah dengan mengakhiri harga dengan angka ganji atau 9.
Sebagai contoh, baju yang harganya Rp. 29.999 itu lebih baik dibandingkan dengan Rp. 30.000.
Hal ini dilakukan karena sisi psikologis manusia memproses angka 9 menjadi harga yang lebih murah dibandingkan angka bulat.
Apakah kamu pernah merasa terkena dengan jebakan harga psikologis ini? Sepertinya, semua orang pasti pernah mengalaminya karena hampir semua brand besar menggunakan hal ini.
Baca Juga: Cara Menghitung HPP Untuk Menentukan Harga Jual Sebuah Produk
Price Skimming
Strategi selanjutnya adalah dengan menggunakan price skimming.
Dengan cara ini, perusahaan atau penjual akan memasang harga tinggi pada awal perilisan produk mereka. Kemudian setelah peminat banyak, penjual tersebut sedikit demi sedikit akan menurunkan harganya.
Semakin banyak permintaan, maka semakin banyak juga suplai yang akan diberikan.
Secara harga, memang akan lebih murah namun secara kuantitas, jumlah produk yang dijual bakal lebih banyak dari periode sebelumnya.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk mendapatkan keuntungan lebih besar pada saat kuantitas lebih banyak. Contohnya bisa dilihat ke Apple yang menjual produknya iPhone.
Penetration Pricing
Ini adalah strategi dimana seorang penjual menetapkan harga awal penjualan dengan lebih rendah dibandingkan harga pasaran.
Tujuannya adalah agar pelanggan tertarik untuk membeli produk kamu karena harga yang lebih murah dari kompetitor. Jika mereka suka, bukan tidak mungkin akan melakukan repeat order.
Semakin besarnya permintaan, maka suplai yang akan dibuat juga akan semakin banyak. Biaya produksi bisa dipangkas sehingga profit yang didapatkan akan semakin besar.
Bisa dibilang, strategi ini merupakan kebalikan dari yang sebelumnya, yaitu price skimming.
Baca Juga: Omni Channel, Platform Bisnis Penting Untuk Pengusaha Masa Kini
Captive Pricing
Strategi ini digunakan dengan membedakan harga produk utama dan juga harga produk aksesorisnya. Cara ini biasa digunakan oleh produk kategori fashion.
Sebagai contoh jersey sepakbola. Biasanya, klub sepakbola memberikan harga untuk baju original mereka berbeda dengan tambahan seperti patch/emblem ataupun aksesori lainnya.
Dengan strategi ini, dapat dikatakan bisa membuat pelanggan menambahkan orderan mereka.
Itu dia 10 strategi cara menentukan harga jual produk yang bisa kamu gunakan untuk bisnismu. Pastikan kamu memberikan harga terbaik agar pelanggan mau membeli di tempatmu.
Jika kamu sudah mencapai tahap dimana kebanjiran order dari pelanggan, maka kamu bisa menggunakan Jubelio.
Sebab, Jubelio merupakan platform jualan online, offline dan kelola gudang di dalam satu sistem.
Dengan memakai Jubelio, semua aktivitas bisnis kamu mulai dari proses upload barang ke marketplace, proses pesanan hingga pengiriman bisa dilakukan secara bersamaan. Hindari cara manual, kamu bisa melakukannya semua lewat Jubelio.
Klik tombol di bawah ini buat tanya mengenai cara kerja Jubelio.
Lebih tertarik buat daftar sendiri dan coba gratis? Silahkan klik link di bawah ini: