Di era digital saat ini, metode pembayaran berkembang sangat pesat. Mulai dari pembayaran tunai, transfer bank, hingga e-wallet dan QRIS — semuanya hadir untuk mempermudah proses transaksi penjualan, baik bagi konsumen maupun pelaku bisnis.
Tersedianya beragam metode pembayaran (payment method) membuat proses bisnis semakin efisien dan cepat. Maka dari itu, sistem pembayaran menjadi salah satu elemen penting dalam keberlangsungan bisnis modern.
Lalu, apa itu payment dan bagaimana perannya dalam bisnis? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Apa Itu Payment?
Secara bahasa, payment artinya “pembayaran.” Kata ini berasal dari bahasa Inggris dan dalam konteks bisnis mengacu pada proses pertukaran uang, barang, atau jasa antara pihak pembeli dan penjual.
Pada dasarnya, payment sendiri berasal dari bahasa Inggris, sedangkan payment artinya dalam bahasa indonesia berkaitan dengan proses pembayaran.
Dikutip dari Investopedia, payment adalah pertukaran uang, barang, atau jasa dengan imbalan barang dan jasa yang telah disepakati sebelumnya oleh semua pihak yang terlibat. Proses pembayaran bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari uang tunai, transfer bank, kartu debit, kartu kredit, hingga metode digital seperti e-wallet.
Dengan kata lain, payment adalah tindakan pembayaran dalam kegiatan jual beli. Saat ini, bentuk pembayarannya sudah sangat beragam mencakup pembayaran tunai dan non-tunai (cashless).
Jika disimpulkan arti payment adalah suatu tindakan proses pembayaran dalam kegiatan jual beli. Bentuk pembayarannya sendiri saat ini sudah ada beragam yang bisa digunakan, mulai dari pembayaran tunai dan non-tunai.
Evolusi Sistem Pembayaran di Era Digital
Sistem pembayaran telah berevolusi dari metode tradisional seperti pembayaran tunai hingga ke metode digital yang lebih canggih seperti QRIS dan e-wallet. Kemajuan teknologi ini membuat transaksi menjadi lebih mudah dan cepat.
Karena seiring berjalannya kemajuan teknologi, maka sistem pembayaran atau payment system tersedia dalam berbagai macam bentuk dan lebih canggih. Namun kini, sistem pembayaran sudah berevolusi ke arah digital payment system yang jauh lebih efisien.
Kemajuan teknologi membuat transaksi menjadi lebih mudah, cepat, dan aman. Contohnya, hadirnya QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dan berbagai dompet digital (e-wallet) yang memungkinkan konsumen bertransaksi hanya lewat smartphone.
Jenis-jenis payment yang umumnya digunakan oleh masyarakat, seperti pembayaran tunai dan pembayaran non-tunai (cashless).
Secara umum, sistem pembayaran modern terbagi menjadi dua jenis besar:
- Pembayaran tunai (cash payment)
- Pembayaran non-tunai (cashless payment)
Keduanya sama-sama memiliki fungsi penting dalam mendukung kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat.
Pentingnya Sistem Pembayaran yang Terintegrasi
Sistem pembayaran yang terintegrasi dapat meningkatkan efisiensi dan mempermudah pengelolaan transaksi. Dengan integrasi yang baik, semua data penjualan baik dari toko fisik maupun online bisa tercatat otomatis tanpa harus melakukan input manual.
Tentunya hal ini dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi, memudahkan pengelolaan transaksi, dan memberikan pengalaman yang lebih baik kepada konsumen.
Adapun manfaat e-payment, diantaranya.
1. Efisiensi Transaksi dan Pelaporan Keuangan
Sistem pembayaran yang terintegrasi membantu bisnis meningkatkan efisiensi secara signifikan karena seluruh data transaksi terekam otomatis tanpa perlu input manual.
Setiap kali pelanggan melakukan pembayaran baik melalui QRIS, kartu debit, maupun e-wallet—data tersebut langsung menutup invoice dan memperbarui laporan keuangan. Hal ini menghilangkan risiko salah ketik nominal, duplikasi data, dan keterlambatan pencatatan.
Selain itu, proses tutup kas (shift closing) menjadi jauh lebih cepat. Jika sebelumnya kasir membutuhkan waktu sekitar 15–30 menit untuk mencocokkan transaksi tunai dan non-tunai, kini proses tersebut bisa diselesaikan hanya dalam 5–10 menit karena semua nominal sudah terakumulasi otomatis di sistem.
Tidak hanya itu, proses rekonsiliasi harian (D+1) juga lebih praktis—perusahaan dapat langsung mencocokkan laporan settlement dari payment gateway dengan data penjualan tanpa perlu ekspor atau impor file manual.
2. Keamanan Data Pembayaran Lebih Terjamin
Integrasi pembayaran juga berarti peningkatan keamanan. Sistem yang baik umumnya sudah dilengkapi dengan tokenisasi dan enkripsi agar data sensitif pelanggan seperti nomor kartu atau identitas akun tidak mudah bocor.
Untuk transaksi kartu kredit, terdapat fitur 3-D Secure, sedangkan untuk e-wallet atau virtual account, sistem biasanya menggunakan OTP (One-Time Password) agar hanya pemilik akun yang bisa mengonfirmasi transaksi.
Selain itu, setiap transaksi void, refund, atau pembatalan dicatat secara detail dalam audit. Mulai dari, siapa yang melakukannya, kapan dilakukan, dan alasannya sehingga meminimalkan potensi penyalahgunaan.
Karena seluruh proses sudah otomatis, kasir tidak lagi perlu menyentuh data kartu pelanggan, sehingga risiko kebocoran informasi semakin kecil.
3. Pengalaman Pelanggan Meningkat
Dari sisi pelanggan, sistem pembayaran terintegrasi memberikan pengalaman transaksi yang jauh lebih baik. Proses checkout menjadi lebih cepat karena satu kode QRIS dapat menerima pembayaran dari berbagai aplikasi e-wallet maupun bank.
Pelanggan juga bisa memilih metode pembayaran yang paling nyaman, seperti QRIS, kartu debit, kartu kredit, atau virtual account—tanpa harus menunggu lama di kasir.
Selain kecepatan, pelanggan akan merasa lebih aman dan nyaman karena mendapatkan struk digital serta notifikasi otomatis melalui email atau WhatsApp setelah pembayaran berhasil.
Transparansi ini meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap bisnis dan mendorong mereka untuk bertransaksi kembali di kemudian hari.
4. Mengurangi Peredaran Uang Palsu
Dengan semakin banyaknya transaksi non-tunai, penggunaan uang fisik otomatis berkurang. Hal ini membantu menekan peredaran uang palsu sekaligus mempermudah kontrol keuangan toko.
Untuk transaksi tunai yang masih dilakukan, sistem tetap dapat mencatat dan memvalidasi setiap pemasukan, misalnya melalui kas kecil atau setoran bank, sehingga selisih kas bisa dilacak dengan cepat dan akurat. Hasilnya, proses pengelolaan uang tunai menjadi lebih aman dan transparan.
5. Tidak Perlu Mengelola Banyak Alat Terpisah
Sistem pembayaran terintegrasi juga menyederhanakan operasional karena seluruh metode pembayaran—baik tunai, kartu, maupun digital—dikelola melalui satu dashboard.
Artinya, staf tidak perlu berpindah-pindah antara aplikasi EDC, portal gateway, atau QR code yang berbeda. Semua laporan penjualan, biaya admin, dan status transaksi bisa diakses di satu tempat.
Keuntungan lainnya, sistem secara otomatis menghitung dan menampilkan biaya serta fee per metode pembayaran, sehingga pemilik bisnis dapat dengan mudah membandingkan performa setiap kanal pembayaran, mengoptimalkan margin, dan menekan biaya operasional.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Payment Gateway, Jenis, dan Rekomendasinya
Jenis-Jenis Payment: Tunai dan Non-Tunai
Contoh payment ada dua, yaitu berbentuk cash payment dan cashless payment yang dapat dilakukan. Untuk lebih lengkapnya kita simak yuk penjelasannya di bawah ini.
Sistem Pembayaran Tunai
Sistem pembayaran tunai atau cash payment adalah metode pembayaran konvensional yang sudah dipakai sejak ORI (Oeang Republik Indonesia) diperkenalkan di Indonesia pada 1946.
Saat ini, pembayaran secara tunai masih banyak digunakan oleh masyarakat, terutama untuk transaksi yang nilainya kecil. Sebab, jangkauan penggunaan uang tunai memang lebih luas. Akses untuk mendapat uang tunai pun cukup mudah.
Pembayaran non-Tunai (Cashless)
Cashless payment adalah sistem pembayaran tanpa uang tunai sehingga memudahkan penggunanya untuk bertransaksi dan melakukan pembayaran. Metode pembayaran ini umumnya diakses melalui mobile. Oleh sebab itu, seringkali disebut pembayaran mobile karena semuanya bisa dilakukan melalui mobile.
Keuntungan dari cashless adalah memberikan rasa nyaman, karena orang tidak perlu membawa uang tunai sehingga meminimalisir terjadinya hal tertentu. Apalagi saat ini udah ada berbagai metode pembayaran non-tunai, seperti kartu debit, kartu kredit, e-payment, dan virtual account.
1. Kartu debit dan kredit
Contoh cashless payment adalah kartu debit dan kartu kredit. Kedua metode ini menjadi jenis pembayaran nontunai yang paling awal digunakan, karena diterbitkan langsung oleh pihak bank.
Perbedaan kartu debit dan kredit, terletak dari besarnya saldo. Kalau kartu debit adalah alat untuk menarik uang tabungan yang berarti bergantung pada jumlah saldo yang ada pada tabungan.
Sedangkan kartu kredit dapat kamu gunakan walaupun tidak memiliki saldo tetapi nantinya bank akan menagih sejumlah uang yang telah kamu keluarkan dan biaya lainnya.
Dengan kata lain, kartu kredit seperti halnya pinjaman utang.
2. Virtual account
VA atau Virtual account adalah sebuah rekening virtual yang tidak dipegang oleh siapapun atau bisa dibilang bentuknya unique dan biasanya tercantum sebuah ID pelanggan khusus yang dikeluarkan pihak bank.
Pembeli cukup melakukan pembayaran melalui nomor VA perusahaan. Tanpa perlu melakukan konfirmasi, perusahaan yang memiliki VA akan langsung menerima informasi pembayaran.
3. Contoh Payment E-wallet
Pasti kamu sering nih menggunakan sistem pembayaran satu ini, yaitu e-wallet baik saat membeli makanan secara online ataupun saat membayar di toko.
Dompet digital adalah sebuah aplikasi pembayaran yang bisa kamu pasang pada gadget, seperti smartphone dan dapat digunakan untuk bertransaksi.
Jadi, kamu cukup pakai handphone yang ada aplikasi e-wallet untuk bertransaksi dan pastinya sudah dilengkapi dengan password sehingga cuma bisa diakses penggunanya saja.
Contoh e-wallet yang sering digunakan masyarakat Indonesia, seperti Gopay, OVO, LinkAja, dan Shopeepay.
4. Jenis Payment QRIS
Sistem pembayaran terakhir, ada QRIS atau singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard. Dengan satu QRIS, sudah bisa menerima berbagai jasa pembayaran, seperti e-wallet ataupun dari bank.
Adanya payment system ini, tentunya akan memudahkan proses transaksi, baik bagi penjual maupun pembeli. Karena penjual tidak memerlukan banyak kode QR.
Keamanan dalam Sistem Pembayaran Digital
Keamanan sangat penting dalam sistem pembayaran digital. Teknologi enkripsi, otentikasi dua faktor, dan langkah-langkah perlindungan data adalah beberapa cara perusahaan melindungi informasi pelanggan.
Dengan begitu, tidak terjadi beragam permasalahan keamanan dalam sistem pembayaran digital, sepert:
- Phishing: Teknik penipuan yang mencoba untuk memperoleh informasi sensitif dari pengguna
- Malware: Ancaman perangkat lunak berbahaya yang dapat merusak sistem dan mencuri informasi.
- Serangan Man in the Middle: Upaya untuk mencuri atau memanipulasi data saat berada di perjalanan antara pengguna dan server.
Itulah penjelasan mengenai arti payment sampai jenis-jenis sistem pembayaran yang dapat digunakan. Nah, kira-kira dari sekian banyak metode pembayaran, kalian pilih yang mana nih?