Bisnis Dropshipper – Emang jualan itu harus punya stok sendiri ya? Kayaknya gak perlu deh. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, kamu bisa berjualan tanpa modal lho. Gak perlu lagi bingung stok barang di rumah plus packing barang dll.
Model bisnis seperti ini emang sangat tren dilakukan semenjak adanya marketplace dan sosial media. Bahkan siapa sangka, model bisnis ini sudah masuk ke ranah fnb dengan adanya ghost kitchen.
Lantas, gimana sih caranya jualan tanpa harus pusing pikirin stok dan lain-lain? Mudah, kamu hanya perlu melakukan bisnis dropshipper. Apa dan bagaimana model tersebut bisa dijalankan? Baca sampai habis ya.
Baca Juga: 5 Tahapan Strategi Marketing Sebelum Memulai Bisnis Dropshipper
Pengertian Bisnis Dropshipper
Bisnis dropship adalah kegiatan dimana kamu bisa mempromosikan sebuah barang tanpa harus memikirkan stok barang. Jadi, kamu menjual produk orang lain yang mana sudah bekerja sama.
Dengan kerjasama tersebut, maka kamu hanya berfokus kepada penjualan sementara stok barang, pengemasan hingga pengiriman akan dikelola oleh si pemilik barang.
Lantas, bagaimana dengan profit? Sebagai dropshipper, biasanya kamu bebas menentukan margin yang kamu ambil. Dengan begitu, pihak pemilik barang tidak bertanggung jawab untuk menggaji kamu.
Ini adalah model bisnis baru yang sudah banyak dikembangkan di berbagai marketplace dan sosial media. Lalu, bagaimana cara menjadi dropshipper pemula dan gimana cara kerja dropship ?
Tapi sebelumnya kamu perlu tahu dulu perbedaan dropshipper dan reseller dengan membaca artikel di bawah ini.
Baca juga : Perbedaan Dropshipper dan Reseller yang Wajib Kamu Tahu!
Cara Menjadi Dropshipper
Bagaimana cara jadi dropshipper? Langkah pertama, adalah kamu bisa mencari kerjasama dengan pihak pemilik barang.
Beberapa marketplace di Indonesia juga cukup mendukung model bisnis ini, sehingga mereka menyediakan kolom dropshipper pada saat checkout barang.
Misalnya jadi dropshipper di Shopee, gimana cara menjadi dropship Shopee ?
Kamu bisa membeli barang dari toko A kepada pelanggan kamu tetapi tetap dengan menggunakan identitas toko kamu sendiri. Mudah, bukan?
Namun sayangnya, sistem ini tidak akan berfungsi jika pelanggan menggunakan sistem Cash on Delivery (COD) karena kamu tidak bisa mengambil margin sendiri.
Sistem dropshipper ini juga udah banyak digunakan oleh pemula karena salah satu keuntungan dropship yang bisa kamu dapatkan adalah kamu bisa berjualan tanpa modal yang besar dan enggak perlu untuk stok barang di rumah.
Beda Dropship dengan Konsinyasi
Melihat dari cara kerjanya, dropship bisa dibilang mirip dengan konsinyasi. Akan tetapi, ada beberapa perbedaan yang perlu kamu ketahui, yaitu:
- Dropship tidak perlu memiliki stok barang karena diurus oleh pihak pemilik barang. Sedangkan, konsinyasi mengharuskan kamu melakukan stok barang di rumah.
- Dropshipping membebaskan kamu menentukan margin profit. Jika konsinyasi, kamu baru mendapatkan komisi dari pihak pemilik barang.
- Resiko dropshipping jauh lebih kecil dari pada konsinyasi karena tidak perlu mengelola stok sama sekali.
Baca Juga: Sistem Penjualan Konsinyasi, Model Bisnis yang Bisa Kamu Lakukan Saat Ini
Cara Mengelola Dropshipper
Jika kamu mulai mengelola bisnis dropshipping secara profesional, kamu bisa menggunakan webstore toko online.
Jubelio bisa membantu kamu membuatkan toko online secara mudah tanpa harus bisa coding. Kemudahan drag and drop serta tampilan responsif, menjadi salah satu keunggulan dari Jubelio Store.
Tak hanya itu dengan Jubelio, kamu juga bisa langsung mengintegrasikan produk dari toko online ke semua marketplace maupun toko offline kamu loh.
Ditambah lagi kamu hanya perlu upload barang sekali tapi semuanya sudah otomatis tampil di semua channel penjualan kamu.
Terlebih kamu juga bisa merasakan fitur lainnya yang sudah terhubung dengan Jubelio omnichannel (akunting, persediaan barang, sistem gudang), Jubelio POS, dan Jubelio Webtore semuanya kamu akses hanya dalam satu sistem dashboard aja.
Kamu bisa tanya dulu nih lebih lengkapnya terkait fitur dari Jubelio, tinggal klik tombol Tanya Jubelio ya