Siapa yang akhir-akhir ini setiap buka sosial media selalu ada berita tentang food vlogger? Bahkan hampir semua orang membicarakan persoalan tersebut. Berawal dari viralnya review jujur yang diberikan oleh salah satu content creator, yaitu Aa Juju aka Makanlurr di Warung Makan Madun Oseng Nyak Kopsah, mulai dari tempat, menu makanan, hingga harga.
Dimana, ia merekam video dan memperlihatkan banyaknya sampah di sekitar warung, ditambah ia berpendapat harga makanan yang ditawarkan relatif mahal.Tidak hanya itu, dia juga bercerita ketika meminta makanannya untuk dibungkus, ia malah diberikan kantong kresek dan membungkusnya sendiri.
Setelah adanya review itu, muncul tanggapan dan klarifikasi dari Bang Madun si pemilik bisnis melalui Youtube channel “Opah dan Obet Kisah Gue”. Ia mengungkapkan kalau dirinya memperbolehkan food vlogger manapun untuk mengulas secara jujur warung makannya tanpa harus menjatuhkan usaha kulinernya.
Baca juga: Dari Content Creator, Sekarang Punya Bisnis Meatguy Steakhouse
Apalagi ia telah membangun bisnis makanan selama 25 tahun dan tidak membiarkan pelanggan untuk membungkus makanan customer sendiri dengan kantong kresek.
Sayangnya, respon yang di highlight oleh netizen cukup negatif ketika Bang Madun marah-marah.
Padahal sebagai pebisnis harus bisa mendengar pendapat dari konsumen yang datang ke usaha kita dengan kepala dingin sekaligus berusaha memperbaiki kualitas pelayanan sampai makanan.
Kalau dipikir-pikir sebenarnya seberapa berpengaruh sih food vlogger sampai bisa membuat kebanyakan pelaku usaha kuliner khawatir?
Mengulik Peran Food Vlogger Pada Strategi Pemasaran
Mungkin hampir semua orang sebelum berkunjung ke suatu tempat mereka akan mengecek review dari pengunjung sebelumnya. Maka dari itu, bisa dikatakan ulasan sangat berpengaruh terhadap minat seseorang.
Sama halnya dengan food vlogger, pastinya kamu sering banget nih melihat orang-orang yang mereview makanan melalui sosial media, seperti Instagram, TikTok, dan Youtube.
Tapi apa yang dimaksud food vlogger?
Jadi, food vlogger adalah sebuah akun yang menampilkan konten-konten review makanan yang memuat informasi seputar menu, lokasi, citarasa, suasana, dan harga sehingga memudahkan konsumen untuk menentukan menu makanan yang akan dibeli.
Nah, respon yang diberikan food vlogger pun beragam ada yang bersifat positif maupun negatif. Konten yang viral bisa mendapatkan banyak respon positif dari audiens dan berdampak terhadap pada bisnis.Secara tidak langsung food vlogger dapat mempengaruhi minat beli seseorang, oleh karena itu perannya sangat besar.
Berdasarkan penelitian dari STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) Trisakti tahun 2020, sesanyak 89,4 persen responden mengatakan kalo mereka rutin nonton vlog kuliner di YouTube. Penelitian jadi menyimpulkan kalo publik beralih ke food vlogger untuk mencari referensi makanan yang lezat dan tren kuliner.
Sebenarnya pemilik usaha kuliner butuh food vlogger sebagai strategi pemasaran mereka sehingga dapat meningkatkan brand awareness, kredibilitas, menjangkau audiens lebih luas, dan pastinya bisa tingkatkan penjualan
Tanpa disadari keduanya berkaitan erat atau bisa dibilang menjadi simbiosis mutualisme.
Kalau semisal ada content creator yang memberikan review buruk mengenai produk atau makanan dari bisnis kuliner, bisa dijadikan sebagai masukkan buat kedepannya dan biar kualitas bisnis juga semakin berkembang.