Tadinya kawan sekarang malah menjadi lawan.
Mungkin kata-kata tersebut mampu menggambarkan keadaan dari para pencetus mie instan terbesar di Indonesia. Siapa yang tidak kenal dengan Indomie?
Sebagai informasi, Indomie merupakan produk mie istan yang dikeluaran oleh Indofood, perusahaan yang dimiliki Salim Group. Indomie sebagai mie instan yang selama ini sudah menjadi favorit dari berbagai kalangan dan sudah go international, bahkan merek ini sempat diakui oleh negara lain.
Tapi kamu tahu nggak kalau saat ini orang-orang mulai berpindah dari Indomie ke Mie Gaga atau mungkin dikenal mie 100 (cepek). Yap, Sekarang sedang ramai perbincangan terkait mi instan merek Mie Gaga yang bersengketa dengan mi instan merek Indomie.Tapi siapa sangka ternyata ada sejarah panjang yang menarik untuk diulik dari kemunculan dua brand tersebut.
Banyak orang yang terkejut, sebab awal kemunculan Mie Gaga berkaitan dengan Indomie, di,mana Mie Gaga terlahir dari pencetus mi instan Indomie.
Kulik Sejarah Indomie dan Mie Gaga
Mengulik awal mulanya Indomie berdiri pada tahun 1970 an yang diproduksi oleh PT Sanmaru Food dan perusahaan tersebut juga didirikan oleh Djajadi Djaja, Wagyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma, yang berada di bawah jaringan Grup Djangkar Djati dan kemudian mendistribusikan Indomie melalui PT Wicaksana Overseas.
Kemudian pada awal tahun 1980 an muncul pesaing baru dalam bisnis mie instan ini, yaitu Sarimi yang didirikan oleh Sudono Salim melalui PT Sarimi Asli Jaya. Salim Group mulai merambah ke bisnis mi instan dikarenakan saat akhir 1970-an terjadi kelangkaan beras di Indonesia.
Di sisi lain, ketika itu industri tepung juga sedang berjalan positif setelah berdirinya pabrik tepung pertama di Indonesia, yaitu PT Bogasari milik Salim. Pada saat itulah, keinginan Salim untuk memproduksi mi instan sebagai pengganti beras yang merupakan makanan pokok masyarakat dan rencana tersebut telah disetujui pemerintah kala itu.
Sayangnya di pertengahan tahun 1980-an stok beras Indonesia kembali membaik sehingga keinginan Salim untuk mengubah makanan pokok harus gagal total. Padahal ia sudah menyiapkan berbagai kebutuhan dalam bisnisnya, seperti membangun pabrik hingga investasi. Dan akhirnya ia mendekati pesaingnya Djajadi Djaja yang merupakan pemilik Indomie dan memberikan tawaran untuk bekerja sama.
Tawaran tersebut posisi Djajadi Djaja sangat sulit apalagi untuk memproduksi mi instan membutuhkan bahan baku tepung yang dimana ketika itu produsen tepung adalah PT Bogasari dan Djajadi menjadi konsumen mereka. Hingga akhirnya, ia mencoba untuk menolak tawaran tersebut dan Indomie harus bersaing dengan Sarimi yang memberikan harga murah dibanding Indomie.
Ternyata strategi tersebut membuat Indomie menerima tawaran dari Sarimi, yang saat itu Sarimi sudah bisa menguasai sekitar 40% pasar mie instan di Indonesia dan Salim mengajukan proposal kepada Djajadi.
Dia menyetujui tawaran yang diberikan serta membentuk PT Indofood Interna pada tahun 1984, pembagian saham sendiri Djajadi punya 57,5 % saham sedangkan Salim 42,5% saham. CEO-nya pun masih orang dekat Djajadi, yakni Hendy Rusli.
Ketika itu PT Indofood Interna sukses menguasai pasar dan mengakuisisi merek kompetitor, yaitu Supermi dari PT Lima Satu Sankyu. Namun, keadaan mulai berubah di tahun 1993, perusahaan Djajadi mengalami kendala keuangan yang mengakibatkan Salim mendepak Djajadi dari Indofood.
Dan akhirnya Salim menguasai Indomie tanpa ada perlawanan dari Djajadi dan ia terpaksa untuk menjual perusahaannya beserta 11 mereknya dengan harga yang murah, termasuk Indomie dan Chiki, kepada PT Indofood Interna Corp.
Tidak terima, Djajadi Djaja mengajukan tuntutan sampai tingkat pengadilan tertinggi, sayangnya ia kalah. Kemudian, ia membangun perusahaan baru dan lahir dengan produk mie instan dalam naungan PT Jakarana Tama.
Kini, Djajadi menjabat sebagai Komisaris di PT Wicaksana Overseas International Tbk (DKSH), perusahaan yang dikenal mengeluarkan Mie Gaga, Mie “100”, “1000”, Mie Gepeng, Mie Telor A1, Otak-otak, hingga Sosis Loncat.
Baca juga: Strategi Saling Sindir Lewat Iklan Aqua vs Le Minerale
Indomie vs Mie Gaga, Mana yang Kamu Pilih?
Karena masalah tersebut muncu lagi dan menjadi viral, tentunya mempengaruhi pilihan masyarakat apalagi saat ini banyak orang yang memilih untuk mengonsumsi Mie Gaga dibanding Indomie. Terlihat dari berbagai video yang muncul di sosial media yang membandingkan rasa keduabrand mi instan yang disebut memiliki kemiripan.
Dari kedua brand mie instan, mana yang akan kamu pilih? Kalau aku sendiri akan pilih dua-duanya, karena keduanya punya rasa yang ENAKKK…
Sumber: Cerita Sebenarnya di Balik Polemik Salim-Djajadi Soal Indomie