Duraking adalah sebuah brand yang bergerak di bidang alat pancing dan apparel, termasuk apparel untuk pemancingan. Tidak hanya memiliki apparel untuk memancing melainkan tersedianya produk sports wear pertama dari brand lokal dengan kualitas internasional.
Banting setir dari yang awalnya berkecimpung di industri garmen dan alat pancing, sekarang bisnis ini sudah berkembang ke mancanegara sehingga bisa menghasilkan omset sampai ratusan milyar.
Beberapa waktu lalu Tim Jubelio berkesempatan untuk mengunjungi Duraking dan berbincang bersama Billy Linjaya Lesmana selaku pemilik Duraking. merk pakaian olahraga yang memiliki kualitas internasional.
Penasaran bagaimana perjalanan Duraking hingga dapat menembus pasar internasional? Yuk, kita simak ceritanya berikut ini.
Boleh diceritain tentang awal berdirinya Duraking?
Berawal dari bisnis yang khusus menjual tali pancing dan kita fokus berjualan disana sekaligus mulai mengembangkan marketnya. Kita memulai bisnis ini dari tahun 2011, sebenarnya perusahaannya sendiri itu udah lama, karena berasal dari perusahaan orang tua saya tapi tidak bergerak dibidang ini, kemudian baru shiffting.
Di tahun 2011 kita bikin tali pancing yang terdiri dari 2 jenis, yaitu monofilament (biasanya ada di kolam-kolam pancing) dan tali pe (suka ada di video, seperti mancing mania). Dari sana, semakin terlihat jelas dari bisnis dan hobi, pastinya kita sering bersentuhan dengan komunitas.
Nah, disana juga kita melihat diluar alat pancingnya sendiri ternyata ada juga kebutuhan akan apparel memancing. Karena, mereka butuh identitas dan ingin terlihat sebagai pemancing, baik untuk apparel biasa maupun klub memancingnya.
Berhubung basis bisnis kita ada di Bandung, banyak juga teman-teman yang memiliki pabrik tekstil sehingga kita memutuskan untuk mencoba membangun bisnis apparel memancing. Apalagi kebetulan di Bandung terdapat banyak source nya.
Dan produk Duraking sendiri, kita paling senang R&D dan suka membuat barang yang bagus tapi barangnya tetap harus kita sesuaikan dengan infografi di Indonesia sehingga agak tricky. Dimana, kita membuat produk yang bagus dan mesti bisa menjualnya dengan harga yang terjangkau.
Baca juga: Rahasia Sukses Saint Barkley, Sepatu Lokal yang Dipakai Jokowi
Saat ini, Duraking sudah ada negara mana saja?
Kalau ditanya negara mana aja, sepertinya hampir setiap benua sudah ada. Untuk marketnya sendiri, udah ada di Amerika Serikat, Australia, Asia Tenggara, Timur Tengah, Eropa Barat, dan masih banyak lagi ya.
Bagaimana penetrasi Duraking ekspor hingga ke pasar internasional?
Nah, pertama itu di benua Eropa. untuk cara marketing yang kita terapkan dengan mengikuti pameran. Kita ikut Asosiasi Produsen Pancing di Eropa dan Asosiasi Industri Alat Pancing di Amerika, karena untuk pameran di setiap negara itu kita harus mengikuti asosiasi nya.
Tapi waktu saya ikutan asosiasi tersebut, saya mendapatkan banyak ilmu. Karena awalnya kita udah kuat di lokal, maka dari itu kita percaya diri untuk melakukan ekspor dan mencari jalan yaitu ikut pameran tadi.
Ternyata saat di luar negeri, kita sempat diberikan masukan sama customer disana dan banyak banget requirement yang kita belum mampu, kemudian kesempurnaan dari produknya itu sendiri. Baik dari produk maupun packaging nya.
Disitu saya merasa kita grow secara R&D (Research and Development) di produk, setelah kita belajar untuk ekspor produk.
Ada nggak taktik khusus ketika ingin terjun ke produk running?
Kebetulan pada saat kita entry di tahun 2016 atau 2017, rata-rata brand lokal Indonesia tidak banyak yang menyentuh sports wear. Jadi bisa dibilang kita merupakan brand yang pertama dan kalau ditanya, masyarakat di Indonesia sendiri cukup banyak ditambah anak mudanya juga banyak.
Dimana, kebanyakan itu berkarir dan penghasilannya belum banyak, kalau disuruh beli produk brand luar secara terus menerus juga lama kelamaan nggak ke bayar. Nah, celah itu yang kita ambil tanpa memikirkan strata dari orang yang memang ingin selalu menggunakan produk luar, maka itu bukan segmen market kita sehingga tidak berfokus disana.
Gimana tanggapan pak Billy dalam menghadapi tren yang cepat berubah?
Kita selalu coba melakukan testing, tapi kita juga udah punya produk unggulan yang konsisten kita jaga. Jadi, ada beberapa running item kita yang memang penjualannya stabil bahkan cenderung meningkat, maka dari sana kita melakukan strategi dan supaya nggak bosen kita mengeluarkan produk baru, misalnya dari segi tren warna, apabila sudah nggak tren lagi produknya kita discontinue.
Di samping itu, untuk mengikuti tren, baru kita mengeluarkan produk-produk lain tapi tetap backbone nya masih di baju olahraga nya itu sendiri.
Apakah Duraking pernah melakukan kolaborasi atau mungkin punya brand ambassador sendiri?
Kalo kolaborasi kita pernah sama Salonpas, Pocari Sweat, dan bahkan dengan artis juga pernah, seperti Hedi Yunus. Untuk influencer sendiri kita juga ada, biasanya yang suka traveling dan olahraga, yaitu Febrian. Dengan persona ada, kemudian brand pun juga ada.
Gimana cara Duraking konsisten di semua platform sosial media?
Kebetulan memang saat itu sebelum punya bisnis apparel pun, di tahun 2013 kita udah mulai naik, kita fokus di Facebook dan waktu itu kalau nggak salah Instagram baru muncul.
Bahkan kalau di industri alat pancing yang main iklan pertama di Facebook dan punya fanbase disana adalah brand kita (Duraking). Kita selalu adaptor sih, sekalipun masuk ke marketplace kayaknya brand kita yang pertama, baik di alat pancing atau apparel olahraga dan kita pertama di Tokopedia (official store).
Baca juga: Cerita Pebisnis #12- Rahasia Cargloss Brand Helm Terbesar Indonesia
Tantangan apa yang dihadapi selama berbisnis dan cara mengatasinya?
Kalo tantangan dan masalah kayaknya selalu ada, baik dari sisi produksi apalagi kita produksi sendiri, kemudian cara berjualan, serta marketing produk dari segi konten yang dibuat. Disitu tantangannya, apakah merekam involve atau nggak.
Nah, itu yang agak sulit ya apalagi tren nya sangat cepat, kayak sekarang ini TikTok Shop itu menjadi tren. Lalu, ada live shopping yang hampir setahun belakangan ini muncul sehingga kita harus mengejar setiap perubahan.
Tapi sebenarnya balik lagi ke produk yang harus standout, kalau produknya nggak bagus yang ada orang hanya beli sekali dan tidak repeat order lagi. Di Duraking terbukti kalau return customer kita lebih tinggi.
Kalau dari Operasional bisnisnya sendiri, pernah mengalami masalah juga?
Oh jelas! Karena kita hampir ada di semua marketplace, permasalahan yang klasik dari dulu adalah perihal stok, fulfillment. Apalagi dulu stok itu berantakan, dimana masing-masing marketplace harus kita update stoknya, terkadang di platform Tokopedia stoknya udah habis tapi di Shopee stok masih ada.
Nah, kita harus otak atik lagi semuanya dan cukup merepotkan. Jujur, kita mengalami hal tersebut jelas terjadi loss of sales.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, akhirnya kita menemukan Jubelio. Dari sana kita bisa synchronize dan menyatukan stok kita, kemudian setiap ada transaksi juga langsung terpotong, dan disitu flow bisnis kita jauh lebih mudah.
Kalau kamu mau dengar lengkapnya terkait perjalanan bisnis Duraking hingga akhirnya bisa mencapai pasa internasional, langsung kunjungi Youtube Jubelio Official atau klik video di bawah ini.