Sudah 1 tahun 8 bulan, Naomi bergabung di Jubelio sebagai seorang Merchant Relation yang bertugas untuk mengajak para pebisnis beralih dari metode konvensional dalam mengelola bisnisnya ke metode digital, tentunya dengan memakai platform omnichannel, Jubelio.
Merchant Relation adalah ‘dunia’ yang baru bagi Naomi, sebab sebelumnya dia adalah seorang Public Relation (PR) selama kurang lebih 3 tahun lamanya.
Tentu saja, perjalanan karir yang dijalani tidak semulus itu. Di awal bekerja sebagai seorang merchant relation, ia sudah dihadapi berbagai tantangan. Mulai dari pemahaman produk hingga target yang sulit dicapai. Namun, ia tidak menyerah dan tetap menjadikannya sebagai motivasi.
Kami mewawancarai Naomi mengenai pekerjaannya, lingkungan dan juga jenjang karirnya di masa depan. Berikut cerita selengkapnya:
Gimana perjalanan karir sebelum menjadi  seorang merchant relation ?
Sebelum di Jubelio, aku sudah bekerja dan spesialis aku sebagai public relation.
Dengan berkembangnya waktu, aku mencoba untuk banting stir menjadi merchant relation (sales), pertama karena aku ditawarin oleh salah satu pegawai di Jubelio.
Awalnya sempet mikir “aku enggak ada basic jualan sama sekali bahkan dari dulu aku menghindari pekerjaan itu.
Karena menurut aku, sales itu seperti ‘memaksa’ orang untuk membeli produk kita tapi disisi lain aku berpikir bahwa enggak ada salahnya untuk mencoba tantangan baru walaupun sempat khawatir bisa atau enggak.
Lalu, saat masuk ke Jubelio pas 3 bulan pertama kepikiran kalau ini tuh dunia retail yang tentu sangat berbeda dengan yang sebelumnya, karena dulu kan urusannya event dan sosial media.
Pas sekarang masuk ke jualan retail mencoba memulai dan menemukan tim yang cukup kooperatif.
Kira-kira perbedaan apa aja sih antara pekerjaan yang dulu dengan sekarang ?
Kalau public relation itukan objectivenya adalah untuk branding dan tugasnya adalah bagaimana pesan yang mau kita sampaikan bisa sampai ke mereka dan banyak caranya, kayak event atau press conference.
Maka dari itu, PR lebih ke membuka pintu aja jadi kalau brandingnya sudah masuk kita lebih mudah untuk menjual.
Sedangkan sales lebih mengembangkan perusahaan untuk bisa bertahan karena salah satu tolak ukur perusahaan adalah revenue.
Dari awal menjadi seorang merchant relation apakah belajar sendiri ?
Hari kedua aku masuk langsung diajak mas Andra, CCO Jubelio, untuk meeting. Dari situ, aku belajar gimana caranya dia jualan dan aku diajarin beberapa hal tentang sales “Ciptakan masalahnya berikan solusinya”.
Selain itu, sebagai merchant relation enggak cuman berbicara ke klien tapi kita harus paham juga mengenai produk.
Kenapa? karena kita ketemu klien itu enggak cuman satu atau dua tapi banyak dengan permasalahan yang berbeda.
Nah, disitu aku berkomunikasi dengan tim onboarding sembari mencari ilmu tentang produk dan ilmu sales itu sendiri aku pakai skill dari public relation.
Karena dalam PR kita belajar public speaking lalu gimana caranya engage dengan individu lain.
Menurut aku, sales itu bagaimana menyentuh emosional dari klien misalnya kasih perhatian, empati dengan menawarkan Jubelio.
Apakah pernah berada di titik terendah selama menjadi merchant relation?
Pernah,di bulan pertama kayak yang sebelumnya aku bilang bahwa perusahaan itu kan berpacu dengan revenue jadi ada tekanan batin tersendiri.
Karena aku pernah dikasih tahu bahwa kerja itu enggak cuma kerja dapat gaji terus pulang tapi kerja itu ketika kamu menjalankan, kamu punya tanggung jawab.
Waktu meeting aku turun tuh, dari situ aku berpikir pas pertama kira-kira aku bakalan dilanjutin atau enggak ya probationnya dan kedua aku tuh beneran cocok enggak sih aku sebagai sales.
Benar enggak sih langkah yang aku ambil kayak banting stir dari public relation ke sales tapi ternyata cocok.
Di masa itu, aku menemukan jati diri ketika aku berada di underpressure membuat motivasi diriku.
Lalu, gimana cara Naomi mengatasi titik terendah tersebut ?
Mungkin waktu di bulan kedua aku. Pada bulan pertama itu, aku achieve dan bulan kedua billing aku setengah tapi apa yang terjadi di bulan itu kan kita enggak bisa mengulangnya.
Dan yang pasti aku mempunyai momen untuk sedih dulu dan aku memberikan waktu untuk diriku mengeluh tapi bulan depan aku harus mencapai goal tersebut.
Jadi aku mikirnya kita harus melihat kedepan sambil yang lalu juga dievaluasi dan tidak ada penyesalan.
Contohnya gini, kalau aku hanya mencari klien yang besar tapi belum tentu klien tersebut masuk dan membutuhkan waktu lama biasanya kalau yang gede.
Akhirnya aku mencoba untuk tebar jaring sebanyak-banyaknya walaupun memang cara tersebut melelahkan, mau terimanya berapa dan puji tuhan bulan ketiga aku bisa goal sesuai target.
Ternyata cara tersebut, yang sebelumnya pada bulan ketiga tidak pakai Jubelio, tapi bulan kelima atau bulan seterusnya mereka mau pakai Jubelio.
Meskipun mereka belum masuk sekarang tetapi suatu saat mungkin dia membutuhkannya, seenggaknya dia udah punya kontak aku.
Apakah setiap pola kerja yang dilakukan itu sama dan semuanya berhasil?
Ada beberapa pakem yang works dan itu dapat kita bilang pakem kalau semua cara yang diimplementasikan sama.
Tapi yang harus diingat setiap orang itu mempunyai pola yang berbeda.
Contohnya aku adalah tipikal orang yang membuka diri sama klien maksudnya aku bersedia membuka conversation di luar Jubelio tapi sales lain belum tentu sama.
Ada contoh lain dari mas Andra, dia bisa melakukan closing hanya melalui whatsapp.
Aku mungkin bisa tapi aku tidak mau karena menurutku mereka harus mendapatkan informasi yang jelas mengenai Jubelio untuk meminimalisir miscommunication.
Gimana pola komunikasi seorang Naomi Tobing terhadap klien ?
Biasanya kalau brand yang aku lakukan adalah chatting dulu karena brand pasti aku ketemunya sama yang atasan dulu jadi kurang sopan kalau langsung telepon.
Untuk UMKM sama sih pertama aku chat dulu lalu minta izin untuk telepon.
Memang tebar jaring diawal tuh aku kontakin mereka satu-satu lewat marketplace dan aku tawarin Jubelio.
Malah aku pernah lakuin canvassing di ITC Cempaka Putih dan aku datangin satu-satu toko disana, kayak kasih kartu nama.
Walaupun enggak semuanya masuk, misalnya ada 50 toko disana paling ada 3 sampai 5 yang hubungin aku.
Setidaknya aku mencoba melakukan branding terlebih dahulu bahwa ada platform nih namanya Jubelio.
Sekarang untuk melakukan canvassing mungkin udah jarang tapi cari toko tetap jalan.
Kadang sambil belanja aku catatin toko-toko sambil aku simpan nomor teleponnya kalau menurutku tokonya yang memiliki potensi.
Saat ini, udah terima aja karena udah sebar kontak dimana-mana, kadang mereka nanya “mba Naomi masih di Jubelio enggak?
Seberapa potensial sih menurut Naomi word of mouth yang dilakukan dari satu toko ke toko lain?
Iya berpotensial tapi harus dengan bantuan yang lain juga meskipun aku jualan terus mereka pakai kalau pelayanan yang kita berikan enak pasti mereka akan word of mouth.
Nah, kalo misalnya mereka belum mau word of mouth biasanya aku dorong supaya mereka melakukan itu.
Caranya, contoh mereka udah menggunakan Jubelio berbulan-bulan dan konfirmasi dulu nih ke beberapa partner kayak Customer Service atau on boarding.
Aku tanya-tanya seputar klien kayak “gimana sih mereka penjualannya banyak atau enggak? Misalkan “oh, enggak’
kalaupun jualannya itu belum banyak biasanya aku akan review lagi dan background check mereka punya komunitas atau enggak.
Dan jika mereka cukup potensial di word of mouth aku deketin dia sambil nanya review pemakaian Jubelio mereka dan kasih tahu fitur terbaru Jubelio.
Jika responnya baik, aku bakal bilang untuk sebarin ke temen-temennya tentang Jubelio dan dari situ mereka akan ajak temennya yang lain.
Jadi, aku tetap menghubungi klien walaupun mereka sudah menggunakan Jubelio.
Menurut Naomi, kira-kira apakah Jubelio dapat bersaing dengan kompetitor dan apakah trend sebuah bisnis akan berubah ?
Kalau dibilang trend akan berubah atau enggak, aku rasa teknologi tidak akan berhenti ya dan terus berkembang.
Dan trendnya bukan marketplace lagi, aku rasa kita akan tetap berkembang karena Jubelio sudah punya POS.
Misalkan seperti saat pandemi ini, penjualan menjadi menurun tapi kita tetap menjalankan POS kan dan buktinya sekarang banyak yang pakai POS padahal lagi pandemi.
Mungkin social commerce dan ada website yang berkembang banget, kita udah punya Jubelio Store kalau ada e commerce tentu aja kita akan melakukan penyesuaian.
Kalau ditanya seberapa besar tantangan dari kompetitor, Menurutku membangun omnichannel tuh tidak secepat itu.
Jubelio sendiri membutuhkan waktu 2 tahun dan selalu berkembang, dari 2018 sampai sekarang dan terus tumbuh.
Kita cukup di depan hanya tinggal melanjutkan apa yang akan terjadi selanjutnya dan kita berkembang sedangkan mereka masih harus memulai dari nol.
Jadi kalau dibilang takut tentu tidak.
Baca juga: Meet The Jubelian #2 – Rani Safitra (Business Development Jubelio)
Gimana Naomi melihat dirinya 5 tahun mendatang dan sampai kapan sih Naomi melakukan pekerjaan di bidang ini ?
Karena ilmu yang didapat dari Jubelio mungkin sayang kalau ilmu yang kita dapat di kerjaan tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari juga.
Maksudnya, kita punya ilmu retail disini tidak ada salahnya kita mencoba retail sendiri. Kita tahu permasalahannya dan mencoba membuat solusi.
Menurut aku ilmu retail yang aku punya sekarang akan jauh lebih memudahkan aku dan ke depannya aku mau menjadi seorang sales.
No matter how the position is tapi aku tidak akan melakukan sales sebatas di perusahaan melainkan untuk diriku dan keluarga ke depannya.
Kalo ditanya sampai kapan, aku akan jawab tidak akan berhenti karena sales itu kan tidak sebatas produk atau jasa aja dan juga sebatas punya talenta untuk menjual sesuatu.
Tapi aku juga bisa menjual ilmu aku untuk dapat digunakan orang lain misalnya pekerjaan sebagai dosen itu kan termasuk sales dengan menyampaikan ilmu-ilmu sebenarnya.
Selama aku punya tenaga dan pikiran aku enggak akan berhenti dan sampai nanti aku punya anak.
Seandainya Naomi bisa memutar waktu, pengen jadi apa sih ?
Sebelumnya kan aku public relation di hospitality bahkan perusahaan IT juga.
Jadi, sebenarnya aku masih sayang banget sama ilmu public relation dan kayaknya aku pengen balik ke dunia event dengan ilmu sales yang sudah aku miliki.
Karena itu adalah kombinasi yang keren banget, dimana aku bisa menjual jasa aku untuk membuat event sehingga event tersebut bisa berjalan dengan ilmu Public relation.
Aku dapet klien dengan ilmu public relationnya.
Ada enggak pekerjaan yang belum pernah dilakukan tapi menurut kamu enak buat dijalanin?
Enggak ada sih, aku melihat sales itu enak sih karena kerjanya fleksibel dan untuk jam kerjanya sendirikan sebenarnya 24 jam tapi kadang aku harus menaruh waktu untuk diri sendiri dan keluarga.
Jadi aku harus sedikit menyingkirkan kerjaan diwaktu weekend. Kalau weekend aku harus melakukan sebuahpekerjaan enggak masalah karena sales emang seru banget.
Seninya sales emang ditawar menawar, karena kalau mempelajari dan menjelaskan produk kan udah ada tinggal ngobrol.
Butuh waktu berapa lama Naomi mengenal produk Jubelio ?
Aku baru benar-benar paham produk Jubelio butuh waktu 6 bulan tapi bulan pertama aku udah disuruh jualan.
Paling susah untuk dimengerti akunting. Awalnya emang susah tapi disaat sudah mengerti mudah untuk kita direct.
Semua jenis usaha yang dijalankan harus mempunyai prediksi akunting, kalau tidak perhatikan susah untuk mengembangkan bisnis.
Bagaimana cara Naomi untuk beradaptasi selama di Jubelio ?
Dari segi profesionalitas, aku belajar dari mas Andra tapi kalo dari sisi bersosialisasi di kantor aku belajar dari Rani.
Kebetulan di divisi commercial, perempuan itu hanya aku sama Rani jadi aku bersosialisasi sama Rani pas awalnya.
Nah, karena aku punya temen sekolah disini yaitu Hosea. Ya, dia kan udah lama dan banyak temennya juga jadi sering ngobrol sama dia.
Ada saran buat orang yang mau masuk agar bisa cepat beradaptasi di Jubelio?
Basically semua orang di Jubelio welcome banget.
Tips untuk teman-teman yang mau gabung bersama Jubelio, pastikan kamu punya satu topik pembahasan yang bisa kamu bawa ngobrol bareng sama yang lain.
Terkadang kan orang beda-beda, kalau aku sendiri biasanya langsung samperin orang baru tersebut buat diajak kenalan.
Atau mereka bisa memulai duluan, mulai dari sekedar menyapa atau bisa juga kamu minta tolong ke head untuk diperkenalkan ke orang-orang.
Nah, dari situ kan kamu udah tahu namanya terus kalo ketemu kamu bisa sapa atau ngobrol.
Apalagi dulu kan ada tuh town hall disana kita bisa kumpul bareng bahkan sharing makanan.
Adaptasi itu kuncinya komunikasi dan dalam melakukannya tidak harus dari satu orang.
Misalnya tidak mungkinkan anak baru yang terus melakukan komunikasi ke kita tapi dari pihak internal juga sebaliknya.
Ada Pesan buat teman-teman di Jubelio ?
Ini yang paling aku suka sih, teman-teman Jubelio tuh paling gampang untuk dibakar semangatnya.
Intinya tetap menyatu seperti ini dan sistem komunikasinya juga yang aku suka.
Memang disini kita ada struktur organisasi cuman bukan melompat tapi kita difleksibelkan oleh perusahaan dan tetap dengan arahan juga.
Menurut Naomi, Apakah sebagai orang baru hanya mengerjakan yang disuruh aja atau memberi insight yang lainnya ?
Kalau misalkan ada orang baru, pasti kan dia sudah punya ilmunya. Pasti ada walaupun dia seorang fresh graduate dari ilmu-ilmu yang dia dapat entah lewat freelance.
Ada ilmu yang bisa mereka ajarkan ke kita tapi kalau baru masuk ke dalam satu tempat. Lihat terlebih dahulu, observasi seperti apa dan bagaimana lalu ikuti dahulu arahannya seperti apa.
Ketika kamu sudah melihat flownya seperti itu dan kamu punya insight baru, kamu bisa sampaikan.
Karena kalo orang tersebut sudah punya insight dan terlalu cepat memberikannya, nanti yang ada bisa ditolak.
Menurut aku, dilihat dulu aja terus ikutin arahannya kalau memang dalam perjalanannya selama beberapa waktu merasa perlu diberikan masukkan, ya kamu dapat sampaikan.
Jubelio sendiri tidak tertutup, bahkan jika ada kesulitan dalam kerjaan biasanya malah jadi curhat.
Nah, itu dia cerita dari Naomi mulai dari awal perjalanan karirnya dari seorang Public Relation menjadi seorang Head of Merchant Relation di Jubelio dan enggak ketinggalan juga tips and trik supaya bisa dekat sama orang baru apalagi ditempat kerja.
Satu tips dari Naomi, sebagai langkah pertama kamu bisa coba saat berkenalan dengan orang adalah jangan malu untuk menyapa orang duluan. Karena dalam beradaptasi ditempat baru salah satu kuncinya adalah berkomunikasi.