Pernah nggak sih, kamu lagi jalan di mall terus mencium wangi semerbak makanan yang akhirnya malah bikin kamu pengen membeli produk makanan tersebut? Kayaknya hampir di semua tempat termasuk stasiun, nggak mungkin nggak ada bau khas dari Roti’O. Sampai bikin kita pengen untuk makan rotinya.
Tapi terkadang yang menjadi pertanyaan adalah kenapa sih wangi rotinya tuh bisa semerbak banget, bahkan sebelum melewati tokonya pun udah tercium. Apalagi Roti ‘O mempunyai dapur yang menyatu dengan outlet nya. Mungkin ada nih yang berpikiran, kalau wanginya itu berasal dari roti yang keluar dari oven tetapi jawabannya SALAH!
“Lho! bukannya emang karena rotinya fresh from the oven jadi wangi banget ya?”
Nah, tanpa kamu sadari sebenarnya itu termasuk strategi marketing dari Roti’O untuk menarik orang supaya membeli produk mereka hanya melalui “bau”. Ini namanya sensory marketing, dimana mereka memanfaatkan setiap panca indra untuk memikat konsumen.
Dampak dari strategi marketing ini, bisa merangsang otak dan meningkatkan emotional reactions dan cognitive reactions. Berdasarkan penelitian, sebanyak 75 persen emotional reactions bisa didapatkan melalui ndra penciuman sehingga bisa meningkatkan mood seseorang hingga 40 persen.
Tapi seberapa pengaruhnya sih strategi ini pada sebuah bisnis?
Sensory Marketing atau Scent Marketing Jadi Kunci Penting Bisnis
Mengutip dari Thrive, Sensory marketing adalah strategi pemasaran untuk menarik setidaknya satu panca indra audiens, seperti penglihatan, suara, sentuhan, rasa, dan bau. Sensory marketing digunakan oleh setiap brand bisnis untuk memberikan pengalaman sensory yang dapat lebih dirasakan oleh pelanggan.
Karena, strategi pemasaran ini melibatkan banyak teknik yang digunakan untuk menjangkau indera pelanggan sehingga memengaruhi perilaku mereka. Selain itu, daya tarik sensorik juga bisa nih mempengaruhi cara seseorang mempersepsikan objek berdasarkan pengalaman dari indera yang mereka rasakan.
Sensory Marketing merupakan bagian dari experiental marketing. Dimana, saat penerapan experiental marketing ini bisa membuat konsumen merasakan sekaligus memperoleh pengalaman langsung melalui lima pendekatan (Sense, Feel, Think, Act, Relate), baik sebelum maupun saat kamu mengkonsumsi sebuah produk.
Maka itu, ketika kamu melewati gerai Roti’O kamu udah bisa merasakan secara langsung wangi dari roti yang telah dibuat walaupun kamu tidak mengkonsumsi produknya. Di sisi lain, strategi ini dapat meningkatkan brand awareness, bukan cuma menarik orang-orang untuk membeli produk tetapi mengingatkan mereka terhadap wangi khas yang hanya ada di brand Roti’O. Karena, sudah memberikan pengaruh yang kuat terhadap emosi dan ingatan pelanggan.
Jadi, strategi yang dilakukan oleh Roti’O mencakup berbagai respons yang didapatkan oleh pelanggan mereka, mulai dari respon kognitif, emosional, dan perilaku. Ada satu hal yang perlu kamu tahu juga nih, kalau sensory marketing dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang (repurchase intention) di suatu brand sehingga berhubungan pula sama kepuasan pelanggan.
Nah, Sekarang udah nggak penasaran lagi dong kenapa wangi roti’O itu sangat menyegat ketika kita lewat depan outlet nya? Tapi, kira-kira brand apa lagi ya yang menggunakan strategi ini?