Dekoruma, top seller Home&Living mengaku berhasil meningkatkan penjualan hingga 25% di Tokopedia setelah menggunakan CPAS.
Trafik audiens dari Meta Network, seperti Facebook dan Instagram memang masih sangat valuable untuk berbelanja.
Sebenernya ini lagi ngomongin apa sih? CPAS itu apa? Apa kaitannya dengan Meta dan juga Tokopedia.
Singkatnya, persaingan dagang di marketplace seperti Tokopedia dan Shopee itu cukup masif. Diperlukan strategi-strategi lain, salah satunya adalah dengan beriklan di sosial media, seperti Meta yaitu Facebook dan Instagram.
Oleh karena itu, lahirlah CPAS atau biasa disebut juga sebagai Collaboration Performance Advertising Solution yang digagas oleh Meta (nama sebelumnya Facebook).
Baca Juga: 10+ Cara Meningkatkan Penjualan di Tokopedia, Facebook CPAS Pasti Salah Satunya!
Mengenal Facebook CPAS
Ini adalah salah satu metode yang ditawarkan oleh Meta bagi para seller yang berjualan di marketplace agar bisa beriklan di Facebook ataupun Instagram, nantinya iklan tersebut diarahkan ke produk di marketplace tertentu.
Sebagai contoh bisa lihat iklan yang ditawarkan oleh Real Me, salah satu smartphone terkemuka di Indonesia.
Mereka mengiklankan produk mereka via Facebook (seperti di gambar sebelah kiri).
Ketika ada seseorang pengguna Facebook ada yang klik tombol interested, secara otomatis pengguna tersebut akan dihubungkan ke marketplace, bisa diarahkan ke Tokopedia (gambar tengah) ataupun Shopee (gambar kanan).
Dengan begitu, Real Me setidaknya bisa mendapatkan data pasti berapa banyak orang yang klik iklan mereka, memasukkan ke keranjang atau bahkan melakukan pembelian.
Metode iklan di CPAS juga memungkinan pengiklan dapat melihat lebih spesifik, tentunya hal ini yang diinginkan oleh semua pembuat iklan.
Facebook CPAS dan Metode Iklan di Marketplace
Kenapa harus beriklan melalui sosial media seperti jaringan Meta, Facebook CPAS?
Padahal kalo udah berjualan di marketplace, masing-masing marketplace sudah menyediakan layanan iklan masing-masing, seperti Shopee Ads dan Tokopedia Ads.
Jawabannya adalah jumlah jangkauan audiens yang lebih luas.
“Hampir semua orang di Indonesia memiliki sosial media, tetapi tidak semua membuka marketplace”.
Jumlah pengguna sosial media di Indonesia mencapai 139 juta jiwa, angka tersebut kurang lebih sama dengan 49% jumlah penduduk tanah air. Bandingkan dengan pengguna marketplace yang kalo di total itu 100 juta jiwa. (Databoks Katadata).
Artinya, masih ada gap sekitar 40 juta jiwa yang bisa dijangkau.
Dengan beriklan di Facebook dan Instagram, seller bisa menjangkau audiens lebih besar dan ‘mengajak’ mereka untuk memiliki niatan untuk membeli produk.
Keuntungan Collaborative Ads
Collaborative ads antara Facebook dan marketplace itu pastinya menguntungkan bagi seller.
Sebab, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya di atas, seller bisa mendapatkan audiens yang baru. Itu merupakan salah satu benefit yang besar dari menggunakan strategi marketing ini.
Jika dilihat dari target pasarnya, apabila menggunakan Facebook Ads akan mendapatkan hal ini:
a. Cold Audience
Untuk mendapatkan jangkauan audiens yang lebih luas, seller bisa menggunakan Cold Audience.
Artinya, seller menargetkan orang-orang yang belum kenal produk mereka sebelumnya. Caranya bagaimana?
Facebook Ads bisa membantu seller menargetkan audiens sesuai dengan demografi mereka.
Misalnya, seller berjualan baju gamis.
Usia bisa disesuaikan, kemudian jenis kelamin dan juga ketertarikan mereka bisa dikustomisasi.
Nantinya, Facebook Ads akan menampilkan iklan seller ke orang-orang sesuai audiens yang telah ditentukan.
b. Warm Audience
Kalo cold audience ditujukan kepada mereka yang belum pernah tau brand seller, hal itu berbanding terbalik dengan warm audience.
Audiens ini merupakan orang-orang yang sudah kenal brand seller atau setidaknya mengunjungi sekali di marketplace terkait.
Facebook Ads memiliki kelebihan tersebut yang bisa dimanfaatkan bagi para seller di marketplace.
Jika sudah kenal brand seller sebelumnya, maka akan lebih mudah mengajak mereka membeli produk.
Sebagai contoh, tawarkan iklan promosi kepada mereka seperti diskon, buy 1 get 1 atau apapun agar membuat mereka tertarik untuk melakukan pembelian.
c. Lookalike Audience
Kalo dari artinya, lookalike adalah kemiripan atau mirip-mirip.
Jadi, Facebook bisa membantu kamu mencari audience yang mirip-mirip dengan database yang kamu simpan ke form audience mereka. Sebagai contoh:
Kamu memasukkan 1000 data dengan detail nama, nomor telpon, alamat email, kota, provinsi, jenis kelamin dan lainnya. Semakin detail profile yang diberikan, semakin akurat datanya.
Jadi, jumlah data tersebut akan digenerate oleh Facebook untuk menghasilkan minimal 1 – 2 juta audiens baru.
Dimana, audiens yang dihasilkan memiliki behaviour seperti profile yang kamu sudah input.
Itu adalah kelebihan dari facebook dimana kamu bisa mendapatkan pangsa pasar baru tanpa repot-repot membuat Cold Audience seperti pada poin a.
Apakah Masih Bagus di 2024?
Jadi pertanyaannya, apakah Facebook CPAS masih worth it dicoba pada tahun 2024? Jawabannya tentu saja iya.
Semakin banyak strategi marketing yang digunakan, tentu bakal semakin bagus untuk bisnismu.
Tetapi, kamu harus bisa menggabungkan beberapa strategi, seperti Iklan di Marketplace, Facebook CPAS dan mungkin juga penggunaan influencer.
Kamu juga bisa menggunakan cara yang gratis, seperti buat konten di Tiktok dan membuatnya sampe viral.