Startup IPO - Sebagai salah satu langkah suatu bisnis untuk mengembangkan perusahaannya, saat ini banyak perusahaan yang mulai memasuki bursa saham untuk mendapatkan modal yang besar.
Tahun 2021 ini diperkirakan akan banyak perusahaan rintisan (startup) yang akan bersiap untuk go public menawarkan saham perdana atau yang dikenal dengan sebutan IPO di Bursa Efek Indonesia.
Mungkin yang belum mengetahui IPO adalah Initial Public Offering dimana akan ada penawaran saham perdana kepada masyarakat luas yang nantinya diselenggarakan oleh sebuah perusahaan.
Seperti yang dikatakan Hoesen selaku Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, bahwa akan ada tiga perusahaan rintisan dengan status decacorn dan unicorn yang mempunyai valuasi di atas US$ 21,5 miliar atau setara dengan Rp 311,75 triliun.
Berkaitan dengan pernyataan dari Hoesen
Saat ini sudah terdapat 6 startup di Indonesia yang sudah berstatus unicorn dan decacorn seperti Gojek, Tokopedia, J&T express, OVO, Bukalapak, dan Traveloka.
Dimana startup ipo pertama telah dilakukan oleh Bukalapak di awal bulan agustus lalu dan direncanakan akan ada tiga startup lainnya yang menyusul Bukalapak untuk IPO.
Adapun beberapa nama startup yang akan melakukan IPO yaitu GoTo Group, Traveloka, dan perusahaan logistik J&T Express.
1. GoTo (Gojek – Tokopedia)
GoTo group sebagai salah satu startup yang berkembang di wilayah Asia Tenggara.
Saat ini sudah memiliki total usaha rintisan sebesar 650 juta perusahaan bersiap untuk masuk ke bursa efek indonesia.
GoTo grup juga berencana dengan para investornya untuk mendapatkan dana melalui aksi penawaran umum perdana sebesar US$ 2 miliar.
Mereka ingin melakukan IPO melalui bursa saham lokal terlebih dahulu, sebelum akhirnya merambah ke bursa AS di Wall Street.
GoTo Group yang merupakan grup usaha penggabungan antara Gojek dan Tokopedia mulai melakukan proses penggalangan dana dengan target antara US$ 1 miliar sampai US$ 2 miliar.
Berdasarkan informasi dari Bloomberg GoTo sendiri sudah menargetkan valuasi pada kisaran US$ 25 miliar hingga US$ 30 miliar.
Mengutip sumber informasi kontan.id bahwa GoTo dikabarkan akan menggunakan skema tanpa lock up saham.
Dengan tanpa lock up saham tersebut pemegang saham dapat menjual saham GoTo kapan saja setelah pencatatan saham.
Sebab, jika tidak ada skema lock up berpotensi menimbulkan ke khawatiran di kalangan investor.
Satu hal yang perlu diketahui, jika IPO yang dilakukan oleh GoTo terealisasikan, kemungkinan kapitalisasi pasarnya akan berada di peringkat keenam di bawah Bank Central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Telkom Indonesia (TLKM), Bank Mandiri (BMRI), dan Astra Internasional (ASII).
2. TravelokaÂÂ
Traveloka sebagai salah satu perusahaan rintisan (startup) Indonesia yang saat ini berstatus unicorn dengan menyediakan berbagai layanan.
Layanan yang disediakan seperti pemesanan tiket kereta api, hotel, pesawat bahkan sekarang sudah menambahkan layanan pesan antarnya.
Mulai bersiap untuk go public dengan melakukan penawaran umum perdananya melalui IPO saham di bursa Amerika Serikat.
Untuk pencatatan (listing) saham perseroan traveloka akan direalisasikan melalui merger dengan special purpose acquisition company (SPAC), Bridgetown Holdings Ltd.
Adanya merger tersebut, selanjutnya Traveloka akan bersaing dengan Grab yang menggelar IPO melalui SPAC.
Mengutip dari idxchannel.com sebagai perusahaan yang berstatus unicorn, traveloka sudah memiliki total valuasi sekitar Rp 311,75 Triliun.
Diketahui pula di tengah pandemi saat ini, Traveloka masih dapat mengumpulkan dana sekitar US$ 250 juta dan sudah ekspansi ke tujuh negara dan mengakuisisi ketiga perusahaan kompetitor.
3. J&T Ekspress
J&T Express yang telah didirikan sejak tahun 2015 menjadi perusahaan rintisan (startup) Indonesia yang bergerak di bidang ekspedisi logistik.
Telah berkembang ke berbagai negara di Asia, saat ini sudah resmi menyandang startup dengan status unicorn di Indonesia pada April lalu.
Walaupun sebagai pendatang baru, ternyata J&T Express sudah berada di posisi dua perusahaan startup unicorn Indonesia dengan nilai valuasi terbesar setelah Gojek.
Berdasarkan riset CBinsight mengenai daftar perusahaan unicorn di dunia, J&T memiliki nilai valuasi di atas US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 14,5 triliun.
Perusahaan tersebut sekarang mulai merencanakan untuk mengikuti Initial Public Offering (IPO) tidak hanya di bursa lokal melainkan di Wall Street.
Sesuai dengan pemaparan Komisaris BEI (bursa efek indonesia) yang dikutip dari acara Investor Daily diperkirakan nilai kapitalisasi (market capitalization) perusahaan kurir J&T bisa mencapai US$ 7,8 miliar.
Jika rencana IPO perusahaan kurir JET Express terealisasikan, maka total saham tersebut berpotensi akan menjadi penantang PT Indosat pada bursa saham AS.