Kenapa sih setiap beli barang, banyak banget harga produk yang belakangnya berakhiran angka “9”, contohnya 99.999 atau 49999 kelihatan kayak tanggung banget nggak sih kasih harganya? Eits… kamu tahu nggak ternyata itu jebakan untuk customer lho!
“Hah? Jebakan gimana sih?”
Nggak kok, penggunaan harga yang tanggung itu termasuk salah satu strategi harga psikologi, dimana konsumen merasa bahwa mereka bisa mendapatkan harga terendah. Misalnya, kalian beli hp yang lagi diskon menjadi 12.899.999, pastinya kamu merasa dapat harga 12 juta bukan?
Padahal kenyataannya kamu membeli barang tersebut tidak jauh dari harga 13 juta. Yap, diskon yang diberikan ternyata nggak sebesar itu kok. Dan tanpa kamu sadari, kamu berasa terkena hipnotis dari harga tersebut sehingga buru-buru untuk membelinya.
Karena Psychological Pricing atau harga psikologis itu ada berbagai macam jenisnya, kira-kira ini termasuk strategi yang mana ya?
Yap, ternyata strategi psikologi harga yang jenisnya charm pricing atau price charm. Dimana, strategi ini memberikan ilusi terhadap konsumen sehingga persepsi mereka harga yang diberikan relatif rendah.
Tapi kita kulik lagi yuk, apa yang dimaksud dengan charm pricing.
Baca juga: Kenapa Setiap Akhir Tahun Selalu Ada Diskon”Last Call” di Sport Station?
Sebenarnya, Apa Itu Strategi Charm Pricing?
Harga adalah salah satu strategi pemasaran dengan penentuan harga yang tepat tentunya bisa meningkatkan faktor keunggulan dari toko kamu sehingga dapat bersaing dengan kompetitor. Maka itu, kamiu perlu mempertimbangkan harga yang akan diterapkan dan lakukan perhitungan seluruh biaya yang dikeluarkan beserta keuntungan yang diinginkan.
Seperti yang ku katakan tadi bahwa charm pricing atau price charm adalah salah satu psikologi marketing yang menjadi bagian dari strategi penetapan harga. Udah banyak marketers yang berasumsi bahwa respon psikologis orang terhadap harga yang berakhiran 9 ternyata bisa mengarahkan ke peningkatan penjualan bisnis.
Dengan menetapkan harga ganjil, seperti menggunakan angka akhir 9 merupakan cara yang dapat mempengaruhi psikologis konsumen karena mereka berpikir bahwa harga yang ditawarkan lebih murah daripada harga yang sebenarnya.
Bisa dibilang, penetapan harga psikologis memanfaatkan kenyataan bahwa pelanggan tidak selalu bersikap rasional ketika mengambil keputusan membeli, salah satu jenisnya ialah charm pricing. Dimana, penetapan harga ganjil pada produk berdasarkan teori bahwa customer lebih memilih harga yang tidak dicantumkan dalam angka genap.
Tanpa disadari, potongan harga yang menggunakan strategi charm pricing cenderung bisa meningkatkan pilihan konsumen pada produk tersebut. Dikarenakan afeksi dan kognitif, informasi seputar harga diproses dalam alam bawah sadar dan otak sehingga menimbulkan persepsi yang dapat mendorong pelanggan untuk membeli produk yang ditawarkan.