Seperti yang kita tahu bahwa kurva permintaan dan penawaran termasuk ke dalam bagian dari ilmu ekonomi.
Kedua kurva tersebut sangat erat kaitannya dengan transaksi jual beli seperti permintaan dan penawaran.
Dalam penerapannya, tentu berkaitan pula dengan bisnis yang kamu jalani.
Misalnya kamu melakukan riset pasar mengenai peluang produk kamu bisa mendapatkan perhatian dari konsumen nantinya bahkan untuk mengidentifikasi pasar.
Sebelum itu kamu tentu harus mengetahui apa itu permintaan dan penawaran.
Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang diminta konsumen diikuti faktor-faktor yang diasumsikan atau bisa diartikan permintaan sebagai jumlah barang dan jasa yang diminta oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dan situasi tertentu.
Sedangkan penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang ditawarkan produsen pada berbagai tingkat harga dan faktor-faktor yang diasumsikan tetap.
Penawaran bisa diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen di berbagai tingkat harga tertentu.
Kurva Permintaan dan Penawaran
Kurva permintaan dan penawaran mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk melihat faktor yang mempengaruhi naik turunnya barang di pasaran. Dan kurva tersebut dibagi menjadi 2 yaitu kurva permintaan dan penawaran.
Kurva Permintaan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, permintaan akan meningkat jika harga turun. Nah, kurva permintaan adalah penggambaran dari pernyataan tersebut yang nantinya berupa gambar agar lebih mudah memahaminya.
Pada kurva ini mempunyai kemiringan negatif, artinya kurva ini menurun dari kiri atas ke kanan bawah dan menunjukkan harga barang dengan permintaan berbanding terbalik.

Kurva permintaan bisa mengalami pergeseran faktor yang mempengaruhi pendapatan, apabila pendapatan meningkat maka kurva bergeser sejajar ke kanan dan bila turun kurva permintaan sejajar ke kiri. Contohnya seperti ini.

Penggambaran kurva permintaan dapat terjadi akibat 2 hal yaitu:
Pertama, semakin banyak permintaan maka penjualan semakin banyak. Namun, tidak perlu memperhatikan kualitas produk yang dibuat sehingga harga menjadi turun dikarenakan kompetitor dapat masuk ke pasar yang sama dengan produk yang sama pula.
Misalnya: Kamu menjual pakaian wanita berwarna lilac, disitu banyak produsen yang membuat jenis dan warna pakaian yang sama. Dari situ terlihat bahwa seiring permintaan konsumen meningkat maka semakin banyak pula kompetitor dengan produk yang sama. Nah, persaingan harga tidak dapat disaingi.
Karena disini yang terpenting adalah konsumen mencari harga mana yang lebih murah, maka dari itu produsen bersaing siapa yang bisa memberikan harga termurah.
Kedua, banyaknya permintaan membuat penjualan meningkat. Ini dikarenakan pengaruh kualitas produk sehingga harga produk meningkat juga. Disini kompetitor tidak mempengaruhi harga dan loyalitas konsumen.
Baca juga: Kurva Permintaan: Pengertian, Faktor Pengaruh beserta Fungsinya
Kurva Penawaran
Pada kurva penawaran kebalikannya dari kurva permintaan, apabila harga suatu barang naik maka jumlah barang yang ditawarkan juga naik. Kurva ini mempunyai kemiringan positif artinya kurvanya naik dari pojok kiri bawah ke kanan atas seperti gambar dibawah ini.

Tidak hanya kurva permintaan yang mengalami pergeseran tetapi kurva penawaran juga, faktornya bisa disebabkan perubahan harga barang dan lainnya. Fungsi dari kurva ini adalah sebagai pembanding harga dengan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan.
Misalnya pada saat harga bakso Rp. 15.000,- jumlah bakso yang ditawarkan 150 porsi dan ketika harganya naik menjadi Rp. 17.000,- membuat meningkatkan penawaran bakso maka jumlah yang ditawarkan jadi 170 porsi dan seterusnya.
Baca juga: Memahami Kurva Penawaran dan Analoginya dalam Bisnis
Perbedaan Kurva Permintaan dan Kurva Penawaran
Nah, dari pemaparan penjelasan masing-masing kurva, bisa ditarik kesimpulan nih perbedaan antara kurva penawaran dan permintaan.
Kalau kurva penawaran sifatnya positif, artinya ketika harga barang naik maka jumlah barang yang ditawarkan pun juga meningkat dengan memenuhi syarat ceterus paribus.
Sedangkan kurva permintaan bersifat negatif, dimana kurva digambarkan dari kiri atas ke bawah yang menampilkan hubungan terbalik antara harga dan jumlah permintaan barang.
Bisa diartikan jika harga barang naik, jumlah permintaan konsumen terhadap produk mengalami penurunan.
Hubungan Kurva Permintaan & Penawaran dengan Stok Barang (Lengkap + Praktis)
Kurva permintaan (demand) dan penawaran (supply) bukan cuma teori ekonomi—keduanya adalah “peta” yang membantumu menentukan berapa banyak stok yang harus disiapkan, kapan restock, dan berapa harga yang ideal agar tidak merugi.
1) Dari Harga → Permintaan → Kebutuhan Stok
-
Permintaan turun saat harga naik (kurva permintaan menurun). Kalau kamu rencana naikkan harga, antisipasi penurunan permintaan → stok jangan berlebihan.
-
Permintaan naik saat harga turun/promosi. Jelang promo, stok harus dibangun (pre-build) supaya tidak kehabisan dan kehilangan penjualan.
2) Elastisitas Permintaan & Strategi Stok
-
Permintaan elastis (sensitif pada harga): kategori fashion, gadget aksesoris. Harga diskon kecil → lonjakan permintaan besar. Solusi: stok fleksibel, lead time pendek, supplier yang lincah.
-
Permintaan inelastis (kurang sensitif harga): kebutuhan harian, sparepart tertentu. Fokus pada ketersediaan (service level tinggi), bukan perang harga.
Intinya, semakin elastis permintaan, semakin penting forecasting promosi + buffer stok.
3) Sisi Penawaran: Lead Time & Risiko Kosong Stok
Kurva penawaran naik: harga/biaya naik → produsen mau memasok lebih banyak. Dalam operasional:
-
Lead time (waktu dari pesan ke barang datang) mempengaruhi kapan kamu harus reorder.
-
Variabilitas lead time menambah ketidakpastian: semakin “liar”, safety stock perlu lebih besar.
4) Titik Keseimbangan (Equilibrium) & Service Level
Keseimbangan terjadi saat jumlah diminta = jumlah ditawarkan pada harga tertentu. Dalam gudang:
-
Targetkan service level (mis. 95% permintaan terpenuhi tanpa stockout).
-
Service level menentukan safety stock: makin tinggi target, makin besar buffer.
5) Rumus Praktis: Forecasting → ROP → Safety Stock
Aplikasikan tiga langkah sederhana ini untuk semua SKU penting:
a) Forecast permintaan (jangan asal feeling)
-
Metode cepat: moving average, exponential smoothing, atau musiman (seasonality).
-
Kategorikan SKU: ABC (nilai penjualan) + XYZ (stabil/tidaknya demand).
-
A-X = prioritas akurasi tinggikan forecast + stok aman.
-
C-Z = batasi stok, gunakan make-to-order bila mungkin.
-
b) Reorder Point (ROP)
-
Rumus: ROP = (permintaan rata-rata × lead time) + safety stock
c) Safety Stock (SS)
-
Rumus umum: SS = z × σ_demand × √L
di mana z = skor service level (mis. 1,65 untuk ±95%), σ_demand = deviasi standar permintaan per periode, L = lead time (dalam periode yang sama).
Contoh cepat (mudah diterapkan):
-
Permintaan rata-rata = 20 unit/hari
-
Deviasi (σ) = 6 unit/hari
-
Lead time = 5 hari
-
Target service level = 95% → z ≈ 1,65
-
SS = 1,65 × 6 × √5 ≈ 1,65 × 6 × 2,236 ≈ 22 unit
-
ROP = (20 × 5) + 22 = 100 + 22 = 122 unit
-
Artinya: segera pesan ulang saat stok turun ke 122 agar tidak kehabisan.
6) Dampak Promosi & Musim: Bangun Stok dengan Uplift
-
Hitung uplift promosi: mis. baseline 140 unit/minggu, campaign 2,5× → 350 unit.
Siapkan tambahan 210 unit + safety stock berdasarkan lead time. -
Untuk musim puncak (Lebaran, 11.11), pakai data tahun lalu sebagai acuan seasonal index.
7) Multi-Channel & Overselling: Sinkron Stok Real-Time
Menjual di beberapa marketplace + toko offline = risiko overselling jika stok tidak tersinkron:
-
Terapkan pusat stok tunggal (single source of truth).
-
Gunakan alokasi stok per channel saat campaign besar agar satu channel tidak “menghabiskan” semuanya.
-
Otomatiskan pembaruan stok real-time saat ada order/retur.
8) Hindari Bullwhip Effect
Permintaan di ujung konsumen bergelombang kecil, tapi semakin ke hulu (supplier) bisa membesar seperti cambuk:
-
Bagikan data penjualan yang aktual ke tim pembelian/supplier.
-
Pesan lebih sering dengan batch lebih kecil (jika biaya logistik memungkinkan).
-
Kurangi perubahan harga ekstrem yang memicu permintaan semu.
9) KPI Penting untuk Dijaga
-
Fill rate (pesanan terpenuhi)
-
Stockout rate (kejadian kehabisan stok)
-
Inventory turnover & Days of Inventory (DOI)
-
DOA/Dead stock (stok mati)
-
GMROI (laba kotor per rupiah stok)
Berdasarkan penjelasan mengenai kurva permintaan dan penawaran tentu kamu jadi tahu bahwa stok barang itu merupakan salah satu hal yang penting juga bukan?
Maka dari itu, mengelola stok barang tentu harus dilakukan dengan baik.
Karena dengan melakukan pengelolaan stok kamu dapat memantau semua produk kamu.
Untuk melakukan pencatatan stok barang kamu tidak perlu melakukan pencatatan secara manual karena dapat memakan waktu kamu apalagi sekarang sudah banyak aplikasi pencatatan stok barang yang mudah dipakai.
Salah satu yang dapat kamu gunakan untuk pencatatan stok barang bisnis kamu adalah Jubelio.
Dengan menggunakan jubelio memudahkan usaha kamu tidak hanya untuk pencatatan stok barang tetapi sampai laporan keuangan pun sudah terintegrasi jadi memudahkan kamu bukan ?
Bersama Jubelio, kamu bisa kelola semuanya mulai dari jualan online, offline, sampai gudang dalam satu sistem.
Jadi, kamu bisa santai aja karena enggak perlu buat upload foto produk satu-satu di masing-masing marketplace dan memproses pesanan juga.
Mau tau lebih lanjut atau pengen coba Jubelio GRATIS? tinggal klik tombol di bawah ini ya.