Pebisnis pastinya kamu gak hanya akrab berjualan di satu channel penjualan saja kan? Kamu pastinya berjualan juga di lebih dari satu channel, misalnya di social commerce, marketplace bahkan membuka toko fisik sendiri.
Nah, dengan begitu banyaknya saluran penjualan yang aktif, kamu bingung ga alokasi stok untuk channel penjualan kamu?
Dengan berjualan di banyak saluran, pastinya kamu sudah meningkatkan potensi penjualan dan keuntungan yang akan didapatkan. Selain itu, kamu juga sudah memperlebar jangkauan pasar kamu, dengan membuka banyk toko.
Akan tetapi, dengan channel penjualan yang segudang, kamu wajib mengatur stok untuk setiap channel-nya.
Hal tersebut jadi wajib untuk dilakukan, agar memastikan setiap toko tetap aktif penjualannya dan tidak terganggu. Memang rumit sih, tapi kamu juga wajib melakukan hal tersebut agar penjualan tetap berjalan.
Baca juga: Salin Produk Tanpa Ribet dengan Copy Listing
Jenis Pengelolaan Stok, Satu untuk Semua
Sebenarnya ada dua jenis cara yang sering digunakan untuk mengatur alokasi stok untuk channel penjualan. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, bisa kamu pilih tergantung kondisi dan kebutuhan yang dihadapi.
Untuk cara pertama kamu bisa mengumpulkan seluruh stok produk di dalam satu tempat kemudian didata ke dalam satu gudang virtual. Jadi pesanan yang masuk dari seluruh channel penjualan akan mengambil stok dari satu tempat saja.
Baca juga: Update Stok? Ini Langkah Mudahnya!
Kelebihan dari cara ini, kamu cukup melakukan restock untuk satu lokasi penyimpanan saja, kemudian proses yang dilalui juga lebih sederhana.
Selain itu, pendataan persediaan dan stok opname akan menjadi lebih menyeluruh dan cukup dilakukan sekali saja.
Jadinya kamu lebih hemat waktu dan tenaga untuk mengelola persediaan bagi seluruh channel penjualan.
Namun kekurangannya, potensi kamu untuk mengalami overselling produk akan semakin besar. Hal ini disebabkan, banyak pesanan yang masuk bisa terjadi secara bersamaan dalam satu waktu.
Jadi ketika stok sudah sedikit dan pesanan yang datang melebihi persediaan yang dimiliki, maka stok barang bisa jadi minus.
Baca juga: Ini Cara Perhitungan Stok Produk Bundling
Alokasi Stok untuk Setiap Channel
Cara kedua adalah memisahkan lokasi penyimpanan atau gudang virtual bagi setiap channel penjualan. Dengan cara ini setiap channel penjualan memiliki lokasi atau gudang virtual tersendiri.
Jadi setiap stok produk yang dijual harus didata ke masing-masing gudang.
Dengan cara ini kamu akan menghindari resiko overselling produk karena setiap pesanan dari masing-masiing toko akan mengambil stok dari gudangnya sendiri.
Akan tetapi kekurangannya kamu harus memperhitungkan persediaan sedetil mungkin untuk menghindari dead stock.
Hal ini penting karena potensi penjualan setiap produk akan berbeda di setiap channel-nya. Jadi kamu wajib memprediksi penjualan setiap produk sebelum melakukan pengadaan kembali. Hal ini penting untuk menghindari kerugian.
Penasaran dengan pengaplikasian dua metode alokasi stok di atas? Klik di bawah sini.