Pernah kah kamu mendengar istilah dimana startup merupakan perusahaan didesain untuk berkembang dengan cepat ?
Hal tersebut tidak jauh dari penerapan strategi oleh perusahaan rintisan
Sebab, kesuksesan atau pertumbuhan sebuah startup dapat dihitung berdasarkan potensi jangkauan pasar dan paling terpenting peningkatkan pendapatan.
Untuk mencapai peningkatan tersebut dibutuhkan pemasaran produk yang efektif dan biaya yang kecil.
Bisnis startup tentunya perlu mendapatkan pelanggan yang banyak dalam waktu singkat sehingga memerlukan strategi marketing yang tepat.
Maka dari itu, di startup terdapat istilah growth hacking.
Baca Juga: 10 Digital Agency Terbaik di Indonesia
Apa Itu Growth Hacking ?
Mungkin beberapa orang belum tahu apa itu growth hacking.
Growth hacking adalah suatu kombinasi teknik marketing yang dibarengi dengan data dan teknologi.
Jadi growth hacking dipakai menentukan mana cara yang paling efektif untuk mengembangkan sebuah perusahaan rintisan (startup).
Istilah growth hacking di startup pun memerlukan berbagai teknik yang paling optimum untuk menemukan cara yang efektif serta tercepat dalam mencapai kesuksesan bisnis startup.
Strategi marketing ini biasanya digunakan oleh startup yang mempunyai keterbatasan anggaran maupun sumber daya manusia.
Teknik yang dipakai adalah A/B Testing, SEO (search engine optimization), content marketing, dan viral campaign.
Semua penggunaan strategi tersebut tetap tergantung dengan visi dan misi perusahaan startup itu sendiri.
Ada istilah lain dari growth hacking ini yaitu growth hacker merujuk kepada orang yang melakukan strategi sekaligus mengeksekusinya.
Baca juga: Istilah Dalam Dunia Startup, Kamu Pernah Mendengarnya?
Strategi Growth Hack di Bisnis Startup
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa biasanya teknik yang dipakai oleh startup ketika menerapkan growth hacking adalah fokus ke produk dan konten.
Nah, berikut ini strategi growth hacking yang mungkin bisa kamu coba ketika membangun startup. agar dapat berkembang dengan cepat dan tidak memerlukan biaya besar.
1. Content Marketing
Sepertinya strategi content marketing sudah tidak perlu diragukan lagi kegunaannya pada bisnis startup maupun bisnis besar.
Sebab, teknik ini cukup ampuh untuk digunakan dan biaya yang dikeluarkan juga tidak besar, karena konten yang menjadi hal utama untuk mendatangkan leads.
Taktik yang dapat kamu lakukan dengan memanfaatkan e-mail marketing tujuannya untuk mengumpulkan subscribers dengan mengoptimasinya di website.
Terdapat beberapa cara untuk membuat content marketing lainnya seperti menulis artikel blog, membuat infografik, konten sosial media, atau video marketing.
2. Product Marketing
Product marketing berkaitan erat dengan produk yang akan ditawarkan, dimana teknik ini digunakan supaya produk lebih menarik dan bisa membangun jaringan pengguna.
Kamu dapat mencoba membuat program yang dikhususkan kepada pelanggan yang sebelumnya telah membeli atau menggunakan produk kamu.
Dengan menyebarkan berita terkait produk atau layanan yang kamu tawarkan, caranya memanfaatkan social shares atau kekuatan word of mouth.
Dari situ, nanti pelanggan akan mendapatkan diskon atau program menarik lainnya.
Baca juga : Mengenal 6 Tingkatan Startup Beserta Cara Membedakannya
3. Iklan (Advertising)
Untuk mempromosikan bisnis lebih luas, maka yang harus dilakukan adalah beriklan.
Cara ini cukup ampuh untuk kamu yang ingin membangun brand awareness dan media advertising pun sekarang ini sudah banyak, kamu bisa mengiklankan produk melalui sosial media.
Selain jangkauannya luas, target yang dituju juga lebih spesifik.
Growth Hacking Funnel
Strategi yang sebelumnya sudah dijelaskan, tentu harus melalui berbagai tahapan yaitu Acquisition, Activation, Retention, Referral, dan Revenue.
Selanjutnya di bawah ini, akan dijabarkan singkat mengenai tahapan tersebut.
1. Acquisition
Tahap pertama merupakan tahap terpenting untuk menarik pelanggan baru.
Sebab, di tahap acquisition adalah saat pertama kali bisnis kamu melakukan kontak dengan calon pelanggan.
Maka dari itu, penting bagi kamu untuk mengoptimalkan jangkauan pembeli serta memperluas brand awareness.
Kamu dapat melakukan promosi melalui instagram atau tiktok yang sampai sekarang ini masih banyak digunakan oleh anak muda.
2. Activation
Pada tahap growth hacking kedua, dimana pelanggan kamu sudah memakai produk atau layanan yang ditawarkan.
Proses ini dilakukan menarik calon pelanggan untuk pertama kalinya, caranya yang dapat kamu lakukan adalah memasang CTA di website bisnis.
Selain itu, kamu dapat memanfaatkan strategi content marketing tadi dengan menambahkan pop up saat pengunjung sedang mengunjungi isi website kamu.
3. Retention
Setelah berhasil dapatkan pelanggan di tahap kedua, kita lanjut ke tahap ketiga yaitu retention untuk menjadikan mereka menjadi pelanggan setia.
Agar pelanggan bertahan bersama bisnis startup kamu bisa nih memberikan promosi terbatas dan membuat pelanggan tersebut merasa spesial.
Caranya dengan memanfaatkan e-mail marketing, ya disini kamu membutuhkan content marketing untuk terus menjalin komunikasi dengan pelanggan.
4. Referral
Di tahap referral pelanggan kamu yang sebelumnya menggunakan produk atau layanan bisnis kamu menyebarkannya ke orang lain.
Ada berbagai cara misalnya dengan membagikannya melalui sosial media atau yang paling kuat agar perusahaan startup berkembang cepat yaitu word of mouth marketing.
Apabila mereka berhasil mengajak orang lain untuk memakai produk atau layanan, kamu bisa berikan mereka rewards spesial.
5. Revenue
Tahap paling akhir dari sebuah startup adalah revenue atau pendapatan.
Apabila empat tahap sebelumnya dilakukan dengan tepat maka bisnis kamu bisa menghasilka pendapatan dan dapat dipakai untuk mengembangkan startup lebih jauh.
Tapi tidak semua startup berhasil hingga ke tahap terakhir ini, banyak pula startup yang gagal mencapai tahap revenue.
Intinya ketika kamu baru membangun perusahaan rintisan, kamu juga harus memperhatikan nih model bisnis yang tepat sehingga kamu tidak perlu ‘bakar uang’ tanpa keuntungan bisnis.