Membangun sebuah bisnis pastinya bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, tentunya kamu akan menemukan berbagai kesulitan saat menjalankannya.
Kesulitan yang biasanya ditemui adalah persaingan dengna kompetitor, agar produk yang kamu tawarkan bisa terus meningkat, kamu mesti memiliki produk yang bagus.
Tapi selain itu, tahap awal memulainya, kamu memiliki sumber daya manusia sampai finansial yang terbatas.
Maka dari itu, munculah metode pengembangan bisnis yaitu Lean Startup.
Pengertian Lean Startup
Lean startup adalah sebuah perusahaan startup, dimana menggunakan metode dalam pengembangan startup nya dengan cara berfokus pada perkembangan produknya dan diuji langsung kepada target.
Umumnya, bisnis yang dibangun memakai cara ini dapat berkembang dengan cepat, disebabkan karena produk yang dibuat fokus terhadap kebutuhan konsumennya.
Jadi, perusahaan akan menguji produk yang telah dibuat kepada target pasarnya terlebih dahulu untuk mengurangi resiko produknya tidak diterima di pasaran.
Salah satu tujuan lean startup adalah sebagai langkah untuk meminimalisir terjadinya resiko ketika mendirikan bisnis startup.
Bahkan ada beberapa brand terkenal yang menerapkan metode lean startup, salah satunya adalah Dropbox.
Manfaat Metode Lean Startup Pada Bisnis
Jika kamu ingin menggunakan cara ini pada bisnis tentunya dapat memberikan beberapa manfaat.
Manfaat utama dari metode lean startup adalah meminimalisir terjadi resiko kegagalan yang nantinya akan kamu alami, sebab kamu akan cenderung membuat produk yang laku dipasaran.
Selain itu, dalam pengembangan produk kamu dapat menerimanya berdasarkan feedback konsumen dan berikutnya akan disesuaikan dengan kebutuhan pembeli.
Tapi selain itu masih ada 3 manfaat lean startup lainnya, diantaranya :
1. Proses Produksi Efisien
Salah satu manfaat jika kmau menerapkan metode lean startup ialah dapat membantu kamu dalam proses produksi.
Karena dengan lean startup merekomendasikan MVP pada proses produksi barang kamu sehingga pengelolaan produkasi lebih efisien.
Semakin cepat pula produk kamu diuji coba langsung kepada target konsumen dan pengembangan produk pun akan lebih cepat.
2. Produk Lebih Disukai Konsumen
Ketika kamu memakai metode lean startup, salah satu fokus utama kamu ialah menciptakan produk yang dapat digunakan oleh konsumen.
Terlebih pengembangan produk tersebut pun didukung dari feedback pelanggan sehingga saat produk diluncurkan konsumen akan menunggu produk yang kamu tawarkan.
Baca juga: Mengenal Bootstrapping Adalah: Pengertian dan Perbedaan Dengan Venture Capital
3. Bisa Digunakan Oleh Semua Jenis Bisnis
Semua bisnis yang baru dirintis dapat menggunakan metode ini, tinggal bagaimana kamu sebagai pebisnis menjalankan perusahaan startup.
Untuk menjalankannya, kamu bisa memakai prinsip lean startup.
Fase Dalam Lean Startup
Terdapat 3 fase yang akan dilalui oleh perusahaan yang menerapkan metode ini, yaitu Build, Measure, dan Learn adalah suatu tahap pada lean startup.
Untuk penjelasan lengkapnya, kamu bisa simak di bawah ini ya.
1. Build
Fase pertama yang akan kamu lalui ialah build, dimana kamu akan membuat dan mengembangkan produk sederhana atau MVP (minimum viable product)
Pastinya sebelum kamu membuat sebuah produk, kamu harus merancang ide agar sesuai dengan kebutuhan dari pelanggan.
Nanti MVP yang telah dibuat akan langsung diuji coba ke pasar, tujuannya untuk melihat apakah produk tersebut memang diinginkan oleh pelanggan.
Intinya dengan membuat MVP kamu akan mengetahui respon masyarakat supaya produk memiliki gambaran yang jelas.
2. Measure
Pada tahapan ini, kamu dapat memahami feedback yang diberikan oleh konsumen terhadap produk kamu.
Mengapa respon tersebut sangat penting ?
Karena respon dari pelanggan akan berguna bagi perkembangan produk dan dengan begitu membantu kamu dalam menyempurnakan produk yang ditawarkan.
Selain itu, di fase ini kamu dapat memutuskan untuk menghentikan proses produk tersebut atau tidak, ketika ternyata produk kamu mendapatkan respon kurang baik.
Baca juga: Mengenal Program Startup Accelerator Indonesia dan Contohnya
3. Learn
Berikutnya adalah fase terakhir dalam lean startup yaitu fase lanjutan setelah kamu melakukan fase measurement dan akan dianalisis lebih lanjut.
Dalam tahap ini, kamu akan mengambil kesimpulan dari hasil proses measurement dan menentukan langkah yang akan diambil oleh perusahaan rintisan kedepannya.
Dari fase itu, kamu bisa menentukan pula strategi bisnis yang akan kamu terapkan pada bisnis startup.
5 Prinsip Utama Lean Startup
Supaya kamu lebih mudah menerapkan metode lean startup, berikut ini ada 5 prinsip lean startup atau principles of lean startup yang dapat kamu ikut, diantaranya:
1. Fokus Pada Sistem Manajemen
Memiliki produk terbaik saja tidak menjamin bisnis startup kamu akan terus berkembang, maka dari itu selain produk ada komponen lainnya.
Salah satunya adalah berfokus pada sistem manajemen usaha seperti pengelolaan keuangan yang berjalan dengan baik hingga strategi pemasaran menjadi fokus penting.
Adanya manajemen usaha bisa membantu kamu melakukan evaluasi di setiap strategi yang telah dilakukan.
Baca juga: Apa Itu Burn Rate, Istilah “Bakar Uang” Dalam Dunia Startup
2. Lakukan Selalu Pengembangan Bisnis
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa fokus utama saat menggunakan metode lean startup adalah selalu melakukan pengembangan produk.
Sesuai dengan kebutuhan serta keinginan dari konsumen.
Dengan demikian, kamu perlu melakukannya dengan langkah yang tepat sebab perubahan produk bisa menyebabkan perubahan bisnis juga.
Jangan lupa menggunakan data yang akurat agar kamu lebih mudah mengetahui kebutuhan dari target konsumen kamu.
3. Fokus Berikan Inovasi Produk
Untuk membuat inovasi produk, kamu bisa mendapatkannya dari feedback atau respon konsumen mengenai produk yang ditawarkan.
Biasanya akan ada respon positif dan negatif, jika respon yang diberikan positif, kamu bisa terus mengembangkan fitur produk atau menggantinya dengan produk lain.
Kemampuan inovasi tersebut bisa menjadi penentu keberhasilan sebuah bisnis.
4. Menciptakan Produk Terbaik
Ketika kamu membangun sebuah bisnis tentunya tidak membuat produk yang “asal jadi” bukan ?
Maka dari itu penting bagi kamu menghasilkan sebuah produk terbaik, untuk menciptakan produk terbaik kamu dapat memulainya dengan memahami kebutuhan konsumen.
Dari data tersebut kamu mulai merancang produk yang akan dijual dan selanjutnya dilakukan uji coba.
Jangan lupa, untuk selalu lakukan penyesuaian pada produk ya.
5. Lebih Fleksibel
Lean startup mendorong para pebisnis untuk berani menjalankan bisnis dengan produk yang dimiliki, tidak terbatas pada jenis bisnis yang dijalaninya.
Entah produk yang dimiliki masih sangat sederhana atau MVP, kamu tidak perlu khawatir untuk menjalankan dan menawarkan produk tersebut.
Jadi, kamu tidak perlu khawatir bila langkah awal bisnis belum optimal, sebab yang penting ialah mencapai pertumbuhan bisnis dengan cepat.
Karena adanya inovasi dan ide-ide yang bisa kamu kembangkan.
Perbedaan Tradisional Startup Dengan Lean Startup
Metode pada lean startup akan sangat berbeda dengan cara bisnis yang tradisional, perbedaan tersebut dapat terlihat dari cara bagaimana melakukan perekrutan karyawan sampai laporan keuangannya.
Biasanya perusahaan yang memakai metode lean startup memilih untuk merekrut pegawai yang mudah beradaptasi, belajar, serta bekerja dengan ritme yang cepat.
Untuk metrik laporan keuangannya pun, mereka berfokus dalam customer acquisition cost dan customer value.
Dari segi dalam proses pembuatan produk, lean startup akan menguji langsung hipotesa sedangkan tradisional akan melakukannya secara bertahap dengan menyiapkan penawaran ke pasar.